Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia kembali melakukan penerbitan surat utang negara (SUN) berdenominasi mata uang asing atau global bonds.
Berdasarkan keterangan resmi dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPP) Kementerian Keuangan pada Kamis (22/7/2021), Pemerintah Indonesia telah melakukan transaksi penjualan Surat Utang Negara (SUN) dalam dua mata uang asing (dual-currency) yaitu dolar AS dan Euro dengan format SEC-Registered Shelf Take-Down.
Pemerintah menerbitkan 3 SUN denominasi dolar AS dan 1 SUN denominasi euro. Seri RI0731 bertenor 10 tahun memiliki tingkat kupon 2,15 persen dan imbal hasil (yield) 2,2 persen dengan total penerbitan US$600 juta. Seri tersebut akan jatuh tempo pada 28 Juli 2031
Seri RI0351 dengan tenor 30 tahun akan jatuh tempo pada 12 Maret 2051 dengan tingkat kupon dan yield masing-masing sebesar 3,05 persen dan 3,1 persen. Total penerbitan RI0351 adalah US$750 juta
Selanjutnya, seri RI0371 dengan waktu jatuh tempo 12 Maret 2071 memiliki tenor 50 tahun dengan jumlah penerbitan US$300 juta. Tingkat kupon dan imbal hasil yang ditawarkan pada seri ini adalah senilai 3,35 persen.
Sementara itu, SUN denominasi euro, RIEUR0729 ditawarkan dengan kupon 1 persen serta imbal hasil sebanyak 1,068 persen. Seri yang diterbitkan sebanyak 500 juta euro dan memiliki tenor 8 tahun ini akan jatuh tempo pada 28 Juli 2029.
Baca Juga
“Hasil dari penerbitan kali ini akan digunakan untuk memenuhi pembiayaan APBN secara umum, termasuk untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19,” demikian kutipan keterangan resmi tersebut.
Kualitas kredit pemerintah yang sangat baik di mata investor internasional tercermin dari capaian spread terhadap UST yang terendah sepanjang sejarah untuk seluruh tenor USD yang diterbitkan. DJPPR menjelaskan, meski level imbal hasil UST 30 tahun mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 26 basis poin apabila dibandingkan dengan level UST pada bulan Januari 2021, level yield untuk penerbitan USD tenor 30 tahun tidak mengalami perubahan dibandingkan pada penerbitan bulan Januari 2021 (3,100 persen).
Selain itu kepercayaan investor tercermin dari final price guidance yang dapat ditekan hingga 35bps ke 2,200 persen untuk tenor 10 tahun, 3,100 persen untuk tenor 30 tahun dan 3,350 persen untuk tenor 50 tahun. Hal ini menorehkan capaian yield terendah untuk tenor 50 tahun yang pernah diterbitkan Pemerintah.
Dengan permintaan yang cukup kuat dari investor Eropa, pemerintah juga berhasil menekan harga seri baru SUN dalam denominasi Euro hingga 28 basis poin dari initial price guidance di area MS+150bps ke final price guidance di MS+122bps dan mencapai negative new issue concession.
Penerbitan seri baru tenor 8 tahun ini merupakan penerbitan Euro kelima dalam format SEC-registered yang mencerminkan konsistensi pemerintah untuk menyediakan instrumen surat utang yang likuid bagi investor Eropa.
Selanjutnya, keempat seri SUN yang diterbitkan pada transaksi kali ini diperkirakan akan memperoleh peringkat Baa2 dari Moody’s, BBB dari Standard & Poor’s, dan BBB dari Fitch* serta akan dicatatkan pada Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange.
Joint Bookrunners dalam transaksi ini adalah BNP Paribas, BofA Securities (B&D), Crédit Agricole Corporate and Investment Bank, Deutsche Bank, dan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, sedangkan yang bertindak sebagai co-Managers adalah PT BRI Danareksa Sekuritas and PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.