Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREMIUM WRAP UP: Bos-bos Emiten Borong Saham, KRAS Melonjak & Bursa Menadah Berkah

Aksi korporasi di lantai bursa diwarnai oleh sejumlah sentimen, di antaranya kinerja PT Krakatau Steel Tbk. (KRAS), aksi pembelian saham oleh para bos emiten hingga pembagian dividen oleh beberapa perseroan.
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Sentimen positif boleh dibilang sedang berpihak pada pasar modal Indonesia. Hal itu tak lepas dari sejumlah aksi korporasi yang mewarnai lantai bursa.

Misalnya saja, emiten produsen baja PT Krakatau Steel Tbk. (KRAS) yang baru saja mengumumkan kinerja apiknya pada periode kuartal I/2021 di tengah pandemi Covid-19 yang belum terkendali.  Krakatau Steel mematatkan pertumbuhan laba sebesar 578 persen.

Selain kinerja keuangan yang moncer, sentimen positif lain yang menopang kinerja KRAS adalah karena lonjakan harga baja dunia yang menunjukan tren kenaikan.

 

  1. Arah Harga Saham Krakatau Steel (KRAS) Setelah Lonjakan Laba

 

KRAS
KRAS

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio memproyeksikan kinerja positif masih akan berlanjut pada paruh kedua 2021.  Selain outlook baja yang diyakini tetap tinggi tahun ini, upaya restrukturisasi dan efisiensi yang dilakukan KRAS menjadi indikator positif hingga akhir tahun.

Lonjakan laba yang dibukukan menjadi titi terang transformasi bisnis perseroan, setelah sebelumnya KRAS telah rugi selama 8 tahun berturut-turut.

Baca berita selengkapnya di sini.

 

  1. Parade Dividen Bulan Juli: GGRM Tertinggi, INTP Paling Dermawan

 

GGRM
GGRM

Pada bulan Juli bisa dibilang paling dinanti investor publik di pasar modal. Bagaimana tidak, tidak kurang dari 21 emiten di lantai bursa mengumumkan keputusannya untuk membagikan dividen dengan tanggal penentuan padarentang 1-31 Juli 2021.

Dari 21 emiten tersebut salah satu emiten rokok, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menjadi emiten dengan nominal dividen per saham terbesar. Dengan total dividen dibagi Rp5 triliun, dividen yang bisa dinikati para pemegang saham emiten rokok itu menyentuh Rp2.600 per saham.

Meskipun GGRM menyandang sebagai emiten dengan kucuran dividen tertinggi, namun ternyata GGRM bukan menjadi yang dermawan. Pasalnya, jika diukur secara proporsi dividen terhadap laba, rasio yang dibukukan masih kalah dibandingkan emiten saham semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).

Baca berita selengkapnya di sini.

 

  1.  Menerawang Nasib HM Sampoerna (HMSP) Lewat Kinerja Philip Morris

 

HMSP
HMSP

Reputasi Philip Morris International (PMI) sebagai perusahaan rokok dengan aset dan valuasi terbesar di dunia mulai berkilau lagi. Dalam laporan keuangan yang baru dirilis, PMI melaporkan pencapaian laba bersih sebesar US$4,59 miliar sepanjang semester I/2021, atau setara Rp66,55 triliun.

Nominal tersebut tumbuh 21,7 persen dibanding realisasi pada periode yang sama tahun lalu, yang sebesar US$3,77 miliar. Angka ini juga sudah setara 56 persen dari realisasi laba US$8,05 miliar sepanjang 2020.

Baca berita selengkapnya di sini.

  1. Bos-bos Emiten Tancap Gas Borong Saham, Kode Buat Investor Ritel?

 

emiten borong saham
emiten borong saham

Pergerakan IHSG yang masih tertahan pada awal semester II/2021 tidak menghalangi para direksi dan komisaris perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia untuk mengakumulasi kepemilikan saham di perseroan.

Langkah itu di antaranya dilakukan oleh Direktur Utama PT MD Pictures Tbk. (FILM) Manoj Punjabi, Direktur Utama PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) Ronald Walla, dan Pendiri sekaligus pemegang saham utama PT Bayan Resources Tbk. (BYAN), Dato Low Tuck Kwong.

Baca berita selengkapnya di sini.

 

  1.  Emiten Siap Menadah Berkah Subsidi Gaji Pekerja

 

subsidi gaji
subsidi gaji

Bantuan subsidi upah yang akan dikucurukan pemerintah, diharapkan mampu menahan penurunan daya beli masyarakat selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Di sisi lain, kebijakan itu diperkirakan mampu memberikan sentimen positif terhadap saham dan kinerja dari sejumlah sektor di lantai bursa.

Baca berita selengkapnya di sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper