Bisnis.com, JAKARTA – Emiten bidang investasi PT Panca Global Kapital Tbk. (PEGE) melaporkan perbaikan kinerja pada kuartal I/2021, setelah sebelumnya pada 2020 mencatatkan kerugian.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2021 yang tidak diaudit, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp9,39 miliar. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, emiten tersebut justru membukukan pendapatan minus sebesar Rp30,03 miliar.
Selain itu, perbaikan juga terjadi pada laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yakni senilai Rp11,08 miliar. Sementara pada kuartal I/2020, perseroan justru membukukan rugi sebesar Rp28,67 miliar.
Terkait hal ini, Direktur Utama Panca Global Kapital Justy Intan dalam paparan publik, Kamis (22/7/2021) mengungkapkan sama dengan tahun sebelumnya, tahun ini perseroan masih menghadapi tantangan pandemi Covid-19 yang membuat kinerja perseroan menurun seperti yang dihadapi banyak perusahaan lainnya.
Walhasil, pada tahun ini PEGE memiliki tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan usaha yang signifikan melalui penciptaan unit-unit usaha yang dipandang menguntungkan di kemudian hari. Selain itu, perseroan juga akan menciptakan infrastruktur bisnis perseroan dalam rangka menciptakan nilai tambah keekonomian.
“Saya rasa hampir semua perusahaan dalam bisnis kita ini kurang lebih sama masih terkait dengan pembatasan dari pemerintah, tantangan ke depan tetap berat. Tetapi manajemen tetap berkomitmen untuk selalu memberikan hasil yang maksimal,” ujar Justy dalam paparan publik secara online, Kamis (22/7/2021).
Baca Juga
Terkait dengan tujuan emiten itu, Justy berharap perseroan tidak hanya bertumpu pada pertumbuhan organik dari kegiatan perusahaan efek saja. Guna meningkatkan kinerjanya, dia menjelaskan perseroan perlu melakukan strategi transformasi bentuk usaha yang nantinya bisa memberikan keleluasaan manajemen perseroan dalam beradaptasi terhadap perubahan lingkungan bisnis.
Saat ini, PEGE dan anak perusahaannya tercatat melakukan kegiatan usaha di bidang pelayanan broker, margin trading facility, investasi perbankan, dan riset. Laporan keuangan kuartal I/2021 mencatatkan pendapatan perseroan berasal dari keuntungan investasi yaitu sebesar Rp7,56 miliar.
Kemudian, perseroan juga mendapatkan pendapatan dari perantara kegiatan perdagangan efek sebesar Rp1,74 miliar dan pendapatan kegiatan penjaminan emisi efek sebesar Rp41,89 juta.
Sebelumnya, berdasarkan laporan keuangan 2020 perseroan yang dikutip pada Kamis (22/7/2021), emiten tersebut mencatatkan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp7,26 miliar. Sedangkan pada tahun 2019 menghasilkan laba sebesar Rp33,02 miliar.
Kerugian ini juga mencerminkan penurunan pendapatan usaha yang signifikan pada 2020 yaitu sebesar 82,11 persen menjadi Rp5,03 miliar dibandingkan dengan pendapatan pada tahun sebelumnya yaitu Rp28,14 miliar.
Pada laporan tahunan 2020, Justy mengungkapkan situasi tersebut disebabkan oleh melemahnya pendapatan dari biaya transaksi perantara pedagang efek sebesar 64,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga pada 2020 membukukan Rp5,03 miliar. Selain itu penyebab lainnya ungkap Justy adalah realisasi kerugian bersih pada surat-surat berharga.
“Jika terdapat peluang dalam berinvestasi ke anak perusahaan baru di masa depan, manajemen akan memastikan bahwa rasio nilai investasi terhadap total ekuitas perseroan juga akan menjadi pertimbangan utama dalam menerapkan parameter investasinya,” tulis Justy dalam laporan tahunan PEGE, dikutip Kamis (22/7/2021).