Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Anjlok 1 Persen 2 Hari Beruntun, Saham BBCA Dilepas Asing

Pada sesi II pukul 13.53 WIB, IHSG semakin melesu. Indeks ambrol 1,02 persen atau 61,23 poin menuju 5.950,81.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali anjlok 1 persen pada sesi perdagangan Rabu (14/7/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.30 WIB akhir sesi I, IHSG terpantau parkir pada posisi 5.961,68, melemah 0,84 persen atau 50,34 poin. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 5.948,87 - 6.013,04

Namun, pada sesi II pukul 13.53 WIB, IHSG semakin melesu. Indeks ambrol 1,02 persen atau 61,23 poin menuju 5.950,81. Bahkan, IHSG sempat menyentuh batas bawah 5.947,62.

Tercatat, sebanyak 131 saham menguat, 364 saham melemah, dan 139 saham stagnan. Total transaksi mencapai Rp6,7 triliun dengan aksi beli bersih investor asing Rp29,94 miliar.

Investor asing tercatat melego saham BBCA dengan net sell sebesar Rp103,3 miliar per pukul 13.52 WIB. Menyusul dibelakangnya adalah TLKM dengan net sell senilai Rp33,8 miliar

Sementara itu, investor asing masih memburu saham BANK dengan net buy Rp95,2 miliar, INCO Rp57,5 miliar, ITMG Rp18,7 miliar, ICBP Rp15,1 miliar, dan ANTM Rp14,1 miliar. 

Di jajaran top losers, saham BBYB anjlok 6,78 persen, LPPF 6,69 persen, BGTG 6,47 persen, BACA 6,36 persen, dan BHIT 6,17 persen. Di sisi lain, saham ACST melonjak 25 persen, NICL 23,77 persen, WINS 15,45 persen, KAYU 11,86 persen.

Sebelumnya, pada akhir perdagangan Selasa (13/7/2021), IHSG ditutup turun 1,09 persen menjadi 6.012. Pergerakan ini kontras dengan bursa saham global yang kompak menguat.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan menjelaskan pergerakan IHSG dibayangi kekhawatiran kian tingginya kasus Covid-19 dari dalam negeri dan belum adanya dampak positif dari PPKM Darurat yang telah ditetapkan pemerintah

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper