Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Diprediksi Lanjutkan Tren Koreksi Hari Ini

Ibrahim Assuaibi Direktur TRFX Garuda Berjangka dalam laporannya menyebutkan, pergerakan rupiah hari ini diprediksi akan cukup fluktuatif. Namun, nilai tukar rupiah akan kembali ditutup melemah.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah diprediksi akan melemah pada perdagangan Kamis (8/7/2021).

Ibrahim Assuaibi Direktur TRFX Garuda Berjangka dalam laporannya menyebutkan, pergerakan rupiah hari ini diprediksi akan cukup fluktuatif. Namun, nilai tukar rupiah akan kembali ditutup melemah.

"Pergerakan rupiah hari ini berada di kisaran Rp14.470-Rp14.520," kata Ibrahim dikutip dari risetnya.

Adapun, pada perdagangan Rabu (7/7/2021) kemarin, nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,09 persen atau 12,5 poin ke level Rp14.482,5 per dollar AS. Nilai tukar rupiah bergerak di rentang Rp14.482,5-Rp14.510.

Ibrahim menuturkan dolar menguat terhadap mata uang lainnya menjelang rilis risalah rapat terbaru Federal Reserve AS.

Sementara itu, nilai tukar Euro jatuh ke level terendah hampir tiga bulan terhadap greenback karena data ekonomi Jerman mengecewakan dan meningkatkan kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi negara itu dari Covid-19.

"Risalah dari pertemuan Fed Juni 2021, yang akan dirilis di kemudian hari, diharapkan memberikan beberapa petunjuk untuk kebijakan moneter bank sentral ke depan. Mereka juga bisa menjelaskan kejutan hawkish The Fed dalam keputusan kebijakan yang diturunkan setelah pertemuan itu," jelasnya,

Di sisi data, indeks manajer pembelian (PMI) non-manufaktur Institute of Supply Management (ISM) AS yang dirilis pada hari Selasa berada di 60,1 untuk Juni, karena kekurangan tenaga kerja dan bahan baku kemungkinan berkontribusi pada angka yang lebih rendah dari perkiraan.

Di dalam negeri, pemerintah merevisi pertumbuhan ekonomi menjadi 3,7 persen sampai 4,5 persen sepanjang tahun ini. Angkanya turun dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 4,5 persen-5,3 persen.

"Penetapan proyeksi ekonomi tersebut seiring Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali," katanya.

Revisi pertumbuhan ekonomi tersebut mengacu pada pertumbuhan ekonomi di kuartal I/2021 terkontraksi 0,7 persen dan kuartal II/2021 yang diprediksi sebesar 7-8 persen. 

Para pengamat memprediksi kemungkinan pertumbuhan ekonomi 2021 akan di kisaran sempit yaitu 2- 3 persen. Ini mengacu pada pertumbuhan ekonomi di kuartal II hanya 2-3 persen dan kuartal III yang kemungkinan terkontraksi kembali di 0-2 persen.

Kuartal III benar-benar membuat konsumsi masyarakat dan investasi terjadi stagnasi karena hanya Agustus yang bisa menopang laju pertumbuhan ekonomi.

"Walaupun tidak diberlakukan PPKM Mikro Darurat, pemerintah pasti akan merevisi pertumbuhan ekonom karena pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 untuk mencapai angka fantastis 7-8 persen sepertinya sangat sulit," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper