Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak naik pada perdagangan Senin (5/7/2021) terangkat setelah negara-negara OPEC+ membatalkan pembicaraan mengenai tingkat produksi. Hal ini berarti tidak ada kesepakatan untuk meningkatkan produksi sebagaimana yang telah disetujui.
Dilansir Antara pada Selasa (6/7/2021), minyak mentah Brent untuk pengiriman September, menguat 94 sen atau 1,2 persen menjadi US$77,11 per barel pada pukul 16.52 GMT. Level perdagangan ini tertinggi dalam sekitar 2,5 tahun terakhir.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus menguat US$1,11 atau 1,5 persen, menjadi US$76,27 per barel.
Para menteri negara OPEC+ mengabaikan pembicaraan dan tidak menetapkan tanggal baru untuk melanjutkannya, setelah perselisihan pekan lalu ketika Uni Emirat Arab menolak perpanjangan delapan bulan yang diusulkan untuk pembatasan produksi.
OPEC+ atau Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, menyepakati pengurangan produksi pada 2020 untuk mengatasi jatuhnya harga yang disebabkan oleh Covid-19.
Para produsen secara bertahap melonggarkan pembatasan produksi, tetapi rencana pada Jumat (2/7/2021) untuk meningkatkan produksi sekitar 2 juta barel per hari (bph) dari Agustus hingga Desember 2021 dan untuk memperpanjang pakta tentang serangkaian perubahan produksi bertahap hingga akhir 2022 diblokir oleh UEA.
Analis pasar minyak Rystad Energy Louise Dickson mengatakan prospek OPEC+ yang tidak menambah pasokan minyak ke pasar pada bulan depan pun mendorong harga, tetapi juga menambah volatilitas. Dia juga mencatat bahwa harga sempat berubah negatif.
"Fakta bahwa pertemuan ditunda hari ini dan dibutuhkan waktu untuk mengumumkannya menunjukkan bahwa ada beberapa negosiasi di sela-sela itu," katanya.
ING Economics mengatakan kegagalan OPEC+ untuk mencapai kesepakatan dapat memberikan beberapa kenaikan singkat untuk harga minyak. Hal itu juga bisa menandakan awal dari akhir untuk kesepakatan yang lebih luas dan risiko bahwa anggota OPEC+ mulai meningkatkan produksi.
Perdagangan tipis karena hari libur Amerika Serikat untuk memperingati Hari Kemerdekaan menambah volatilitas dan harga bisa bergerak sideways dalam waktu dekat karena kelelahan pembeli setelah tren bullish yang panjang, kata analis senior RBN Energy, Martin King.
Pangeran Abdulaziz bin Salman, Menteri Energi Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar di OPEC, pada Minggu (4/7/2021) menyerukan kompromi dan rasionalitas untuk mengamankan kesepakatan.
Kebuntuan itu bertepatan dengan ketidakpastian tentang jalannya pandemi dan kekhawatiran tentang penyebaran varian Delta dari virus corona.
Kendati demikian, data ekonomi Eropa yang positif menawarkan beberapa dukungan. Bisnis zona euro yang kembali meningkat pada tingkat tercepat dalam 15 tahun pada Juni karena pelonggaran pembatasan virus corona menghidupkan kembali industri jasa, sebuah survei menunjukkan pada Senin (5/7/2021).
Di Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan energi meningkatkan rig minyak dan gas alam untuk minggu ketiga dari empat pekan terakhir.