Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Relaksasi PPnBM Bisa Tingkatkan Kinerja Indomobil (IMAS) Tahun Ini

Emiten produsen sekaligus distributor otomotif IMAS masih akan terkena dampak positif dari insentif relaksasi pajak pertambahan nilai barang mewah (PPnBM) 0 persen dari pemerintah.
Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten otomotif dan dealer mobil, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) menargetkan kinerja lebih baik pada 2021 ini. Perseroan mendapatkan tenaga tambahan dari insentif PPnBM roda empat dan mengeluarkan mobil model terbaru.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengungkapkan emiten produsen sekaligus distributor otomotif ini masih akan terkena dampak positif dari insentif relaksasi pajak pertambahan nilai barang mewah (PPnBM) 0 persen dari pemerintah.

"IMAS masih terkena efek PPnBM yang memang menjadi sentimen positif ya, walaupun efektifitasnya ditentukan oleh daya beli masyarakat," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (1/7/2021).

Selain itu, terangnya, rencana perseroan mengeluarkan mobil model terbaru sepertinya dapat mengurangi risiko persaingan dan memungkinkan terjadinya pertambahan permintaan unit.

Kendati demikian, tetap saja harga produknya harus tetap dapat menjangkau masyarakat menengah ke bawah yang akan memanfaatkan insentif pajak dari pemerintah.

Dia menyebut saham IMAS saat ini masih dalam tren pelemahan dengan support pada level 835. Dengan demikian, Panin Sekuritas merekomendasikan buy on weakness dengan target harga Rp1.200.

Dalam materi paparan publik yang dikutip Bisnis, Kamis (1/7/2021), emiten bersandi IMAS ini memiliki 5 rencana kerja pada 2021 ini yang dapat meningkatkan kinerja perseroan.

Pertama, perseroan melakukan pengembangan jaringan pemasaran baru dan sekaligus mengoptimalkan jaringan pemasaran yang ada. Kedua, melakukan upaya intensif agar perseroan dapat beroperasi dengan biaya yang efisien.

Ketiga, IMAS berupaya meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan selalu menjaga serta meningkatkan motivasi kerja karyawan. Keempat, mendatangkan dan memproduksi produk-produk baru yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Kelima, perseroan melakukan inovasi-inovasi yang selektif untuk mengembangkan bisnis baru dengan tetap fokus pada bisnis yang terkait pada bisnis otomotif.

Perseroan juga berencana mengeluarkan sejumlah produk baru untuk meningkatkan kinerja perseroan.

Pada 2020, IMAS mencatatkan pendapatan Rp15,23 triliun turun 18,2 persen dibandingkan dengan 2019 yang sebesar Rp18,61 triliun.

Perseroan pun mencatatkan rugi pada bottom line senilai Rp546 miliar. Padahal, pada 2019 perseroan masih mencatatkan laba bersih Rp156 miliar.

Di sisi lain, melalui anak usahanya PT Indomobil Multi Jasa Tbk. (IMJS), perseroan, melakukan pembelian saham PT Nissan Financial Services Indonesia (NFSI) senilai Rp380 miliar.

Setelah transaksi, susunan pemegang saham NFSI adalah IMJS 90 persen (675.000 saham) dan PT Tritunggal Inti Permata 10 persen.

IMJS juga berencana akan melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper