Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2021: Medco Energi (MEDC) Berbalik Laba

MEDC membukukan pendapatan senilai US$300,23 juta atau naik 8,56 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$276,49 juta.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi Sarulla, Sumatra Utara. Pembangkit berkapasitas 3x110 megawatt ini dikelola Medco Power Indonesia bersama Inpex, Itochu, Ormat and Kyushu Electric./Medco Power
Pembangkit listrik tenaga panas bumi Sarulla, Sumatra Utara. Pembangkit berkapasitas 3x110 megawatt ini dikelola Medco Power Indonesia bersama Inpex, Itochu, Ormat and Kyushu Electric./Medco Power

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten energi PT Medco Energi Internasional Tbk. membalikkan posisi rugi menjadi laba pada kuartal I/2021.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2021, emiten dengan kode saham MEDC membukukan pendapatan senilai US$300,23 juta atau naik 8,56 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$276,49 juta.

Laba berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk tercatat senilai US$3,29 juta atau berbalik dari rugi US$17 juta pada kuartal I tahun lalu.

Direktur Medco Energi Roberto Lorato mengatakan kinerja perseroan yang memuaskan pada kuartal I/2021 ini ditopang oleh harga komoditas yang mulai berangsur pulih walaupun permintaan gas masih rendah.

“Saya senang melaporkan hasil kinerja yang membaik dengan laba bersih positif dan EBITDA yang meningkat,” kata Roberto dalam siaran pers, dikutip Minggu (27/6/2021).

MEDC melaporkan EBITDA senilai US$159 juta atau naik hampir dua kali lipat dibandingkan realisasi pada kuartal IV/2020. 

Hal ini terutama ditopang oleh harga komoditas yaitu harga minyak sekitar US$58,8 per barel atau lebih tinggi 14 persen secara year-on-year (yoy) dan harga gas stabil sekitar US$5,7 per mmbtu.

Roberto mengatakan laba bersih yang dapat diraih perseroan senilai US$5,1 juta berasal dari operasi Minyak & Gas dan Amnan Mineral Nusa Tenggara yang menghasilkan pendapatan positif.

Secara terperinci, produksi migas di MEDC pada kuartal I/2021 tercatat sebesar 101 juta barel per hari. Realisasi ini stabil dari tahun ke tahun meskipun portofolio gas lebih besar. Permintaan gas disebut tetap rendah terutama di Aceh dan Jawa Timur. 

Sementara itu, biaya produksi per unit adalah US$8,7 per boe atau sesuai dengan panduan setahun penuh. 

“South Natuna Sea Block B mendapatkan perubahan terms keekonomian setelah menyelesaikan pengembangan lapangan minyak Forel yang sedang berlangsung,” jelas Roberto.

Selanjutnya, Medco Power menghasilkan penjualan sebesar 666 Giga Watt per jam (GWh), turun 4 persen yoy. Hal itu terutama disebabkan permintaan listrik yang lebih rendah, 32 persen dihasilkan dari energi terbarukan pada kuartal I/2021. 

Adapun, proyek PLTGU milik MEDC di Riau berkapasitas 275 megawatt saat ini sudah selesai 97 persen dengan commissioning terus berlanjut dan fasilitas siap dioperasikan secara komersial pada kuartal IV/2021.

“Aliansi strategis dengan Kansai Electric Power Company ditutup pada 31 Maret 2021, memperkuat daya saing Medco Power pada proyek pembangkit listrik tenaga gas di masa datang,” imbuh Roberto.

Selanjutnya, pembangunan fasilitas Solar PV 26MWp di Sumbawa saat ini sedang berlangsung dengan operasi komersial diharapkan pada kuartal I/2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper