Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Jisdor Lanjutkan Koreksi, Ditutup di Level Rp14.257

Kebijakan pemerintah DKI Jakarta memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro di lingkup RT/RW dinilai tidak efektif membendung laju penyebaran Covid-19 di Ibu Kota. 
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah terpantau melemah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada hari ini, Rabu (16/6/2021).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.257 per dolar AS, turun 13 poin atau 0,09 persen dari posisi kemarin, Selasa (15/6/2021) Rp14.244 per dolar AS.

Selain itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah di level Rp14.252 per dolar AS, terkoreksi 0,19 persen atau 27 poin. Indeks dolar AS juga terpantau melemah 0,07 persen menuju 90,4710 pada pukul 15.23 WIB.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan latar belakang inflasi di AS yang meningkat tajam disebabkan perekonomian negara tersebut yang membuat pemulihan yang solid membuat para pedagang tetap waspada. 

Sementara itu The Fed yang mengakhiri pertemuannya tidak merubah keputusan mengenai suku bunga dan pembelian obligasi bulanan. 

Dari dalam negeri, Ibrahim mengungkapkan kebijakan pemerintah DKI Jakarta memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro di lingkup RT/RW dinilai tidak efektif membendung laju penyebaran Covid-19 di Ibu Kota. 

“Upaya yang dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta dinilai terlampau lemah membendung gelombang tinggi sebaran corona yang sekarang ini sudah bermutasi menjadi sejumlah varian baru yang telah terkonfirmasi masuk Jakarta seperti varian B117 dan B1617,” ungkap Ibrahim. 

Menurutnya saat ini pemerintah DKI Jakarta perlu untuk memberlakukan lockdown total dibarengi oleh vaksinasi agar tsunami Covid-19 tidak menerjang, walaupun memang bertentangan dengan program pemerintah pusat. 

Menurutnya strategi seperti ini diyakini dapat menaklukkan musuh tak kasat mata itu, walaupun akan berdampak terhadap perekonomian namun yang terpenting kesehatan masyarakat harus yang utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper