Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berada di zona merah alias melemah pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (15/6/2021).
Berdasarkan data Bloomberg, pukul 11.30 WIB, IHSG terpantau parkir pada posisi 6.073,67 di akhir sesi I, terkoreksi 0,11 persen atau 6,71 poin. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak fluktuatif dalam kisaran 6.051,68-6.090,93.
Sebanyak 167 saham menguat, kemudian 312 saham melemah dan 153 saham tidak berubah posisi. Hingga siang ini telah dibukukan total transaksi sebesar Rp5,69 triliun, dengan aksi beli bersih atau net buy investor asing senilai Rp64,18 miliar.
Beberapa saham Grup MNC terpantau memimpin jajaran top losers diantaranya terdapat saham BABP yang anjlok 6,91 persen, BHIT turun 6,45 persen, KPIG sebanyak 5,56 persen, dan IPTV yang turun sebanyak 5,48 persen pada penutupan perdagangan sesi I hari ini.
Sementara itu, Investor asing yang tidak terlalu aktif pada perdagangan hari ini terpantau membeli saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang dibeli sebesar Rp44,4 miliar. Selain itu juga ada saham PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang dibeli asing sebesar Rp21,8 miliar.
Di tengah pelemahan IHSG, investor asing juga melakukan aksi jual paling banyak terhadap saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) sebesar Rp42,3 miliar. Saham BBRI pun terpantau terkoreksi 2,30 persen atau 100 poin ke level 4.250.
Baca Juga
Kemudian investor asing juga melakukan aksi jual terhadap saham PT JAPFA Tbk.(JPFA) sebesar Rp16,1 miliar. Saham JPFA terpantau turun 4,59 persen atau 95 poin ke level 1.975.
Selain itu saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) juga dijual asing sebanyak Rp15,7 miliar, dilanjutkan dengan saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) sebesar Rp13,6 miliar, dan diikuti saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) sebanyak Rp10,1 miliar.
Sebelumnya, Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menjelaskan penambahan penderita terjangkit Covid-19 dengan tingkat positivity rate 3 kali lebih tinggi dari standar WHO. Tingkat positivity rate tersebut sudah di atas rata-rata pada Januari 2021 serta meningkatnya jumlah korban meninggal akibat Covid-19 dengan strain baru delta dari India.
"Sementara itu, di satu pihak vaksin sudah mulai diberikan mencapai sekitar 3 persen dari jumlah penduduk Indonesia menjadi penghalang IHSG untuk menguat padahal cukup banyak sentimen positif berseliweran di market Indonesia saat ini," paparnya, Selasa (15/6/2021).
Pasar menunggu data perdagangan Indonesia bulan Mei, di tengah penurunan yield obligasi tenor 10 tahun AS dan Indonesia, apresiasi rupiah terhadap dolar AS serta berlanjutnya net buy Investor Asing.