Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Hary Tanoe (BHIT) Bakal Konversi Utang Jadi Saham, Ini Untungnya

Saat ini utang obligasi MNC Investama mencapai US$231 juta, di mana sebagian besar pemegang saham telah menyetujui konversi obligasi menjadi saham perseroan.
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo. Bisnis/Himawan L Nugraha
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – PT MNC Investama Tbk. (BHIT) berencana melakukan konversi utang obligasi menjadi saham perseroan. Aksi ini menjadi jurus emiten milik Hary Tanoesoedibjo tersebut untuk memperkuat struktur modal perseroan  

Pada awal Juli, perseroan akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) guna meminta persetujuan pemegang saham atas rencana rights issue. Aksi ini ditempuh sebagai bagian dari konversi utang obligasi BHIT.

Direktur Utama MNC Investama Darma Putra menjelaskan, saat ini utang obligasi perseroan mencapai US$231 juta, di mana sebagian besar pemegang saham telah menyetujui untuk konversi obligasi menjadi saham di perseroan. Sedangkan sisanya akan menjadi obligasi baru. 

Keputusan tersebut, menurut Darma, akan menguntungkan pemegang saham BHIT sehingga struktur kapitalisasi perseroan akan menguat, saham semakin besar serta utang yang berkurang. 

“Jadi ini sangat bagus untuk saham BHIT karena dengan konversi ini capital structure-nya BHIT akan bertambah kuat ya, equity-nya makin besar, utangnya hampir sudah tidak ada lagi, sisa sedikit, jadi ke depan BHIT pasti akan larinya jauh lebih kencang lagi,” papar Darma saat pemaparan publik, Selasa (15/6/2021).

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian BHIT, perseroan mengalami kenaikan aset dari Rp57,61 triliun pada 2019 menjadi Rp59,48 triliun pada 2020. Ekuitas perseroan yang juga naik menjadi Rp31,41 triliun pada 2020, sedangkan tahun sebelumnya membukukan ekuitas sebesar Rp28,83 triliun. 

Di sisi lain, liabilitas perseroan tercatat sedikit menurun jika dibandingkan dengan tahun 2019 yang membukukan Rp28,78 triliun menjadi Rp28,07 triliun.

Tahun ini, kata Darma, perseroan membidik laba dan pendapatan bertumbuh di kisaran 15 persen hingga 20 persen.

Sebagai informasi, BHIT membukukan penurunan pendapatan bersih sebesar 7,34 persen, dari Rp15,97 triliun pada 2019, menjadi Rp14,80 triliun pada tahun 2020. 

Kontribusi pendapatan terbesar diraup dari sektor media yang mewakili 81,54 persen total pendapatan pada 2020 yaitu sebesar Rp11,52 triliun. Pendapatan sektor media Grup MNC tersebut sebenarnya juga mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp11,66 triliun. 

Pendapatan dari sektor media tersebut berasal dari dua emiten Grup MNC yaitu PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) dan PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV). 

Penurunan pendapatan pada 2020 berdampak pada pengurangan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebanyak 64,96 persen atau dari Rp279,86 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp150,95 miliar pada 2020. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper