Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah diprediksi masih dibayangi oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Jumat (4/06/2021).
Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (3/06/2021), rupiah parkir di level Rp14.285 per dolar AS, terdepresiasi 0,04 persen atau 5 poin. Sepanjang tahun berjalan 2021, rupiah telah menurun 1,64 persen.
Sementara itu, dolar AS terpantau naik ke level tertinggi tiga minggu pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), didukung data pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan. Hal ini menunjukkan pasar tenaga kerja AS membaik dan memperkuat tanda-tanda jika ekonomi terbesar di dunia itu sedang menuju pemulihan dari krisis pandemi Covid-19.
Mengutip Antara, Jumat (4/06/2021), dolar AS sudah berada pada pijakan kuat menjelang laporan klaim pengangguran dan penggajian (payrolls) swasta, naik ke puncak tiga minggu terhadap euro dan tertinggi dua bulan terhadap yen.
Angka penggajian swasta AS meningkat 978.000 pekerjaan pada Mei. Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan, kenaikan terbesar sejak Juni 2020.
Secara terpisah, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa terdapat kekhawatiran investor terhadap kemungkinan tapering tantrum atau pengurangan pembelian obligasi yang akan dilakukan oleh The Fed, Bank Sentral AS. Hal itu dapat menjadi katalis positif bagi dolar AS sehingga semakin menekan gerak mata uang Asia, termasuk rupiah, dan aset-aset berisiko lainnya.
Baca Juga
Kekhawatiran investor itu pun terjadi ketika Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk mulai secara bertahap menjual portofolio utang perusahaan yang dibeli melalui fasilitas pinjaman darurat yang diluncurkan pada 2020, yang menunjukkan awal dari perubahan kebijakan.
“Ini merupakan ancaman yang sangat nyata. Indonesia tidak boleh lengah, harus selalu waspada,” ujar Ibrahim dikutip dari keterangan resminya, Kamis (3/6/2021).
Ibrahim menilai Pemerintah dan Bank Indonesia harus mempersiapkan strategi kebijakan atau bauran ekonomi untuk menghindari ancaman tapering.
Pada perdagangan Jumat (4/6/2021), Ibrahim memprediksi mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi punya potensi ditutup melemah pada kisaran Rp14.265-Rp14.310.
Pukul 15.00 WIB, rupiah berakhir pada level Rp14.295 per dolar AS, atau mengalami koreksi 0,07 persen dibanding penutupan kemarin.
Sementara indeks dolar AS mempetahankan penguatan 0,04 persen ke 90,54.
Pukul 14.11 WIB, rupiah telah terdepresiasi 0,18 persen persen atau 26 poin sejak pembukaan pagi tadi menjadi Rp14.311,00 per dolar AS.
Sementara indeks dolar AS menguat 0,03 persen ke 90,54.
Pukul 11.35 WIB, rupiah melemah 0,21 persen atau 30 poin menjadi Rp14.315,00 per dolar AS.
Sementara indeks dolar AS menguat 0,06 persen ke 90,56.
Pukul 09.05, rupiah dibuka melemah 0,12 persen atau 15,5 poin menjadi Rp14.301,50 per dolar AS.
Sementara indeks dolar AS menguat 0,02 persen ke 90,53.