Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMD DKI Jakarta, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) mencatatkan penurunan pendapatan cukup dalam sepanjang. Posisi bottom line pun berbalik rugi.
Berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit per 31 Desember 2020 yang dikutip Rabu (2/6/2021), emiten berkode saham PJAA ini mencatatkan pendapatan Rp414,17 miliar turun 69,51 persen dari pendapatan 2019 yang mencapai Rp1,35 triliun.
Sayangnya, pos beban pokok pendapatan dan beban langsung tidak turut serta menyusut sebesar penurunan pendapatan. Pos beban pokok pendapatan turun menjadi RP364,17 miliar, sementara pada 2019 mencapai Rp657,22 miliar.
Laba bruto pun tercatat menjadi hanya Rp50 miliar pada 2020, jauh lebih rendah dari posisi 2019 yang sebesar Rp701,37 miliar.
Posisi beban lain seperti selisih kurs bersih meningkat menjadi rugi Rp1,01 miliar dari posisi rugi Rp776 juta. Beban umum dan administrasi pun berkurang tetapi tetap besar sebesar Rp206,71 miliar dari posisi Rp248,76 miliar.
Beban penjualan turun menjadi Rp11,91 miliar dari posisi Rp45,34 miliar. Beban lain-lain malah naik drastis menjadi Rp135,91 miliar dari posisi Rp8,26 miliar.
Baca Juga
Walhasil perseroan mencatatkan rugi usaha. Dengan demikian, rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp392,83 miliar pada 2020. Posisi ini berbanding terbalik dengan 2019 yang mencatatkan laba bersih Rp223,48 miliar.
Sementara itu, total aset perseroan tercatat Rp4,04 triliun turun tipis dari kondisi 2019 yang sebesar Rp4,09 triliun.
Penurunan terutama terjadi pada aset lancar yang menjadi Rp464,72 miliar turun dari posisi Rp648,65 miliar. Sementara, jumlah aset tidak lancar meningkat menjadi Rp3,57 triliun dari posisi Rp3,44 triliun.
Di sisi lain, jumlah liabilitas perseroan tercatat meningkat menjadi Rp2,28 triliun per 31 Desember 2020, sementara tahun sebelumnya tercatat Rp1,94 miliar.
Peningkatan terjadi pada jumlah liabilitas jangka pendek yang menjadi Rp1,57 triliun dari posisi 631,95 miliar. Sementara, jumlah liabilitas jangka panjang turun menjadi Rp710,39 miliar dari posisi Rp1,31 triliun.
Dengan jumlah ekuitas sebesar Rp1,76 triliun turun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,15 triliun. Posisi kas dan setara kas pada 2020 mencapai Rp33,15 miliar, sementara tahun lalu mencapai Rp477,86 miliar.
Per 30 April 2021, komposisi pemegang saham PJAA ialah Pemerintah DKI Jakarta 72 persen, PT Pembangunan Jaya 18,01 persen, dan masyarakat 9,99 persen.