Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keok Lawan Dolar AS, Rupiah Terlemah di Asia

Pelemahan rupiah diikuti baht yang terkoreksi 0,1 persen dan ringgit Malaysia yang terdepresiasi 0,05 persen.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah melemah pada awal perdagangan Jumat (28/5/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berada di zona merah yaitu melemah 0,14 persen atau turun 20 poin ke posisi Rp14.307,5 per dolar AS hingga pukul 09.27 WIB.

Kinerja tersebut menjadikan rupiah sebagai yang terlemah diantara mata uang Asia lainnya. Pelemahan rupiah diikuti baht yang terkoreksi 0,1 persen dan ringgit Malaysia yang terdepresiasi 0,05 persen.

Sementara itu, mayoritas mata uang Asia lainnya berhasil menguat melawan dolar AS, dipimpin oleh rupee yang berhasil terapresiasi 0,26 persen, diikuti yuan naik 0,11 persen dan peso Filipina menguat 0,1 persen.

Di sisi lain, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama menguat 0,14 persen ke posisi 90,097.

Sebelumnya, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya memaparkan, rupiah tengah dikelilingi katalis positif seperti optimisme terkait pemulihan ekonomi Indonesia. 

Pertumbuhan ekonomi diprediksi akan terus membaik dan Indonesia akan keluar dari zona resesi. Angka perkiraan menurut para analis di 1-2 persen sedangkan  pemerintah mewacanakan pertumbuhan ekonomi di 7-8 persen. 

Sinyal pemulihan ekonomi juga ditunjukkan dengan kembalinya tingkat kepercayaan masyarakat ke level optimis pada angka 101,5. Angka ini jauh melampaui periode awal pandemi sejalan dengan tren mobilitas masyarakat yang mengalami peningkatan secara konsisten sejak bulan April.

Selain itu, Indeks penjualan retail menunjukkan keberlanjutan pemulihan konsumsi masyarakat pada Maret dan April 2021. Hal ini secara umum ditopang oleh peningkatan konsumsi pada seluruh kelompok.

Penjualan mobil ritel tercatat membukukan pertumbuhan yang sangat tinggi sebesar 227,6 persen secara year on year (yoy) dan 2,5 persen secara month on month (mtm). 

"Ini dikatakan mengindikasikan perbaikan tingkat konsumsi kelas menengah," jelasnya diktuip dari keterangan resminya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Farid Firdaus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper