Bisnis.com, JAKARTA – Kabar dari emiten dan pelaku pasar yang menjadi sorotan harian Bisnis Indonesia edisi hari ini, Jumat (28/5/2021) diantaranya setidaknya 5 emiten BUMN kompak memutuskan tidak dividen dari laba bersih tahun buku 2020.
Kemudian DCII memulai operasional gedung data center keempat (JK5). Selain itu juga ada kabar AALI yang yakin akan kinerja positif perseroan pada sisa tahun 2021.
Berikut beberapa rincian isu-isu terkini seputar emiten di Indonesia:
1. Demi Jaga Modal, Dividen Amblas
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, lima emiten BUMN kompak memutuskan tidak membagi dividen dari laba bersih tahun buku 2020. Lima emiten tersebut ialah PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. (SMBR), PT PP (Perseo) Tbk. (PTPP), PT Jasa Marga (Perseo) Tbk. (JSMR), PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA).
2. DCII Tambah Data Center
Baca Juga
PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) memulai operasional gedung data center keempat (JK5) yang pembangunannya dibiayai dari dana hasil initial public offering (IPO). Pusat data DCII tersebut memiliki kapasitas listrik sebesar 15 MW, sehingga DCII memiliki kapasitas total sebesar 27 MW.
3. AALI Yakin Kinerja Positif
Kendati ada pungutan ekspor progresif seiring dengan kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO), PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) tetap yakin dapat mencetak pertumbuhan kinerja pada sisa tahun ini. Direktur Astra Agro Lestari Mario CS Gultom mengaku optimis prospek kinerja perseroan masih baik dan mampu mencetak pertumbuhan.
4. Angin Segar Menerpa UNTR
Efek domino penguatan harga komoditas menjadi berkah bagi PT United Tractors Tbk. (UNTR) dan diproyeksi mendorong kinerja perseroan ke teritori positif. Distributor Komatsu itu membukukan penjualan 909 unit alat berat dalam 4 bulan pertama 2021. Realisasi itu naik 26,77 persen dibandingkan dengan penjualan 717 unit pada Januari-April 2020.
5. Dilema Restrukturisasi KRAS
Pengurangan jumlah karyawan bukan merupakan bagian pokok dari rencana restrukturisasi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS), tetapi merupakan konsekuensi dari restrukturisasi bidang usaha. Langkah tersebut diambil agar BUMN tersebut dapat memfokuskan diri kembali kepada bisnis intinya.