Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Tunggu Hasil Pertemuan The Fed, Harga Emas Stabil

Stabilnya harga emas juga disebabkan oleh imbal hasil US Treasury yang mulai menemukan level terendahnya untuk jangka pendek.
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. Harga emas 24 karat Antam dalam sepekan terakhir mengalami lonjakan hingga menyentuh hampir Rp1 juta per gram./logammulia.com
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. Harga emas 24 karat Antam dalam sepekan terakhir mengalami lonjakan hingga menyentuh hampir Rp1 juta per gram./logammulia.com

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas terpantau turun tipis menjelang rilis hasil pertemuan bulanan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed untuk April yang menentukan arah ekonomi dan inflasi.

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (19/5/2021), harga emas di pasar Spot turun 0,15 persen di level US$1.866,57 per troy ounce. Sementara itu, harga emas Comex terkoreksi 0,11 persen pada posisi US$1.865,90 per troy ounce.

Harga emas masih berada di dekat level tertinggi selama tiga bulan, yakni US$1.875,10 per troy ounce yang dicetak pada Selasa (18/5/2021) kemarin.

Para investor tengah menunggu rilis hasil pertemuan The Fed yang akan menawarkan pemahaman mendalam terhadap pandangan bank sentral terkait tekanan harga. Dalam riset Bank of America Corp., inflasi menjadi risiko utama, diikuti dengan taper tantrum pasar obligasi, gelembung aset (asset bubbles), dan pandemic virus corona.

Penguatan harga yang belakangan terjadi ditopang oleh mulai masuknya dana ke exchange traded funds (ETF) berbasis emas. Hal ini semakin sentimen positif bagi investor untuk Kembali ke aset safe haven.

Emas, yang umumnya dijadikan sebagai aset untuk lindung nilai terhadap kenaikan inflasi, juga diuntungkan dengan pelemahan dolar AS dan penurunan imbal hasil (yield) obligasi AS atau US Treasury.

Edward Moya, Senior Market Analyst Oanda Corp. menyebutkan, stabilnya harga emas juga disebabkan oleh imbal hasil US Treasury yang mulai menemukan level terendahnya untuk jangka pendek.

“Outlook untuk emas masih bullish mengingat kebijakan moneter yang diterapkan oleh dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia,” jelasnya dikutip dari Bloomberg.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper