Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dekati Level US$66 per Barel, Masih Lanjutkan Reli?

Harga minyak kemungkinan masih akan bergerak fluktuatif selama beberapa waktu hingga kondisi di India menjadi lebih terkendali.
Harga Minyak WTI/Reuters
Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia kembali menguat setelah mencatatkan kenaikan mingguan selama tiga pekan beruntun. Namun, laju harga minyak diprediksi masih bergerak fluktuatif ke depan.

Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (17/5/2021), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) sempat terpantau naik hingga 0,4 persen pada US$65,66 per barel setelah melesat 0,7 persen sepanjang pekan lalu. Sementara itu, minyak jenis Brent kontrak Juli 2021 terpantau naik 0,4 persen pada posisi US$68,99 per barel. Pada Jumat pekan lalu, harga minyak Brent melonjak 2,5 persen

Global Managing Partner di SPI Asset Management Stephen Innes menyebutkan, pemulihan yang terjadi di wilayah AS dan Eropa berdampak positif untuk harga minyak dunia.

"Saat ini terlihat masih ada permintaan untuk bahan bakar minyak yang belum terpenuhi. Harga minyak kemungkinan masih akan bergerak fluktuatif selama beberapa waktu hingga kondisi di India menjadi lebih terkendali," jelasnya dikutip dari Bloomberg.

Harga minyak berjangka di New York tercatat bergerak mendekati level US$66 per barel seiring dengan pemulihan permintaan pada wilayah China, AS, dan Eropa. Timespread minyak Brent yang menjadi acuan global juga melebar dalam tren bullish yang memberi sinyal ada pengetatan pasokan di pasar karena kenaikan permintaan.

Sementara itu, kegiatan ekonomi di China terpantau sedikit menurun dari rekor tertingginya pada April lalu. Meski demikian, sejumlah sektor seperti industri tercatat masih menunjukkan pertumbuhan.

Adapun harga minyak juga telah berhasil menembus level US$60 per barel dan tengah menikmati reli positif. Meski demikian, sejumlah sentimen negatif juga masih membayangi pergerakan harga minyak dunia.

Lonjakan kasus virus corona di India menyebabkan kegiatan ekonomi di negara tersebut nyaris lumpuh. Sedangkan, Singapura dan Taiwan juga kembali melaporkan kenaikan angka kasus positif.

Reli harga minyak juga dibayangi prospek kembalinya pasokan dari Iran seiring dengan upaya AS untuk kembali memberlakukan kesepakatan nuklir dengan negara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper