Bisnis.com, JAKARTA - Langkah investasi yang dilakukan oleh Telkomsel di perusahaan digital dinilai sangat tepat, sebab saat ini perusahaan besar seperti Telkomsel harus melakukan diversifikasi usahanya.
Sebagaimana diketahui, Telkomsel kembali menginvestasikan dananya ke Gojek. Jika tahun lalu anak usaha PT Telkom Tbk. ini sudah menempatkan dana US$150 juta, kini operator selular terbesar di Asia Tenggara ini 'membenamkan' investasinya di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa dengan nilai US$300 juta.
Dengan demikian, total investasi Telkomsel yang sudah diinvestasikan di perusahaan decacorn terbesar di Indonesia tersebut mencapai US$450 juta.
Senior Analis PT MNC Sekuritas Victoria Venny mengatakan langkah investasi yang dilakukan oleh Telkomsel di perusahaan digital dinilai sangat tepat. Sebab, saat ini perusahaan besar seperti Telkomsel harus melakukan diversifikasi usahanya. Salah satu yang saat ini menarik adalah investasi di perusahaan digital.
Menurut Venny, sebenarnya tak hanya Telkomsel saja yang melirik perusahaan digital. Saat ini perusahaan besar, baik lokal maupun internasional berlomba-lomba berinvestasi di perusahaan digital.
Tercatat Grup Djarum, Astra, EMTK, dan SEA Group juga sudah terlebih dahulu berinvestasi di perusahaan digital. Bahkan, baru-baru ini EMTK dan SEA Group juga menambah investasinya di beberapa perusahaan digital nasional. EMTK dan Telkomsel melakukan investasi di perusahaan digital karena melihat potensi ekonomi digital Indonesia yang masih bisa tumbuh.
"Potensi dana yang bisa diinvestasikan Telkomsel sangat besar. Saat ini Telkomsel merupakan perusahaan telekomunikasi yang memiliki cash terbaik di Indonesia. Jika mereka hanya berinvestasi di infrastruktur telekomunikasi, maka potensi pertumbuhannya sudah bisa diukur. Pertumbuhan perusahaan yang sudah mature paling besar hanya 5%. Namun berbeda ketika mereka berinvestasi di perusahaan digital. Potensi pertumbuhan rintisan ini bisa eksponensial," ungkap Venny dalam keterangan pers, Selasa (11/5/2021).
Lanjut Venny, saat ini adalah waktu yang sangat tepat bagi Telkomsel untuk investasi di perusahaan digital nasional. Selain potensi pertumbuhan industri digital yang masih sangat terbuka luas, kini valuasi dari perusahaan digital yang ada masih sangat menarik dan memiliki potensi tumbuh secara eksponensial.
"Jika kita melihat rekam jejak perusahaan digital seperti Gojek dan Tokopedia, mereka belum 10 tahun saja valuasinya sudah melebih market cap dari Telkom. Kalau Telkomsel hanya berinvestasi di infrastruktur telekomunikasi saja, maka mereka tak akan bisa berkompetisi. Itu yang menjadi pertimbangan Telkomsel berinvestasi di perusahaan digital," ungkap Venny.
Pengamat pasar modal ini memprediksi pertumbuhan perusahaan digital yang fokus memberikan layanan kebutuhan masyarakat Indonesia masih sangat menjanjikan. Contohnya TaniHub atau Sayur Box. Dengan TaniHub dan Sayur Box, perusahaan rintisan tersebut berhasil memangkas rantai pasok serta menghubungkan antara pembeli dan petani.
Karena rantai pasok terpangkas, maka baik petani maupun konsumen mendapatkan benefit yang lebih besar. Contoh perusahaan digital lainnya yang bisa tumbuh signifikan di mata Venny adalah HaloDoc dan SiCepat.
"Di saat pandemi Covid-19 masih terjadi, masyarakat Indonesia mau tidak mau sangat tergantung pada perusahaan digital. Terlebih lagi ketika ingin memenuhi kebutuhann sehari-hari. Saat ini saya untuk konsultasi dengan dokter dan membeli obat sudah melalui Aplikasi Halodoc. Sehingga potensi pertumbuh perusahaan digital yang menyentuh kebutuhan masyarakat masih sangat besar," pungkas Venny.