Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mohon Maaf IHSG Masih Tertekan, 6 Saham Ini Bisa Jadi Pilihan

IHSG berpotensi kembali bergerak tertekan menguji support dengan rentang 5903-5952
Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas,  Jakarta, Rabu (15/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (15/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan diperkirakan akan kembali bergerak di zona merah karena telah menembus resistance MA5. Sejumlah saham menarik diserok.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada sesi perdagangan Jumat (7/5/2021), meskipun investor asing cenderung masuk.

Pada akhir sesi II, IHSG koreksi 0,7 persen atau 41,93 poin menjadi 5.928,31. IHSG sempat menyentuh level tertinggi pada 5.994,33 pada beberapa menit setelah pembukaan, tetapi kemudian terpantau berbalik turun.

Dari 11 sektor IDX-IC, 10 sektor melemah. Sektor kesehatan menguat sendirian sebesar 0,45 persen. Adapun, sektor industri terkoreksi paling dalam sebesar 1,02 persen.

Head of Research Equity Technical Analyst Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi Taulat menilai Investor ambil langkah aman menjelang libur lebaran, implikasi larangan mudik yang kembali terjadi, kekhawatiran pengurangan stimulus AS yang berpengaruh kepada capital outflow dan nilai tukar rupiah hingga tren instrumen investasi baru seperti mata uang kripto.

Adapun, IHSG bergerak break out support Moving Average 5 hari setelah gagal break out resistance Moving Average 20 hari yang memberikan indikasi tekanan pelemahan yang masih akan berlanjut.

Indikator RSI dan Stochastic memberikan arah momentum yang melemah meskipun kondisi undervalue indikator MACD cukup rendah.

"Sehingga diperkirakan IHSG berpotensi kembali bergerak tertekan menguji support dengan rentang 5903-5952," urainya, Senin (10/5/2021)

Saham-saham yang masih dapat dicermati secara teknikal di antaranya ADRO, CPIN, KLBF, RALS, TOTL, TPIA.

Sementara itu, indeks saham Asia ditutup bervariasi. Indeks Nikkei (+0.09%) dan TOPIX (+0.29%) naik sedangkan indeks Hang Seng (-0.09%) dan CSI300 (+1.29%) di Hongkong hingga Tiongkok turun. Investor kembali khawatir terhadap potensi pengurangan stimulus akibat data ekonomi global yang lebih cepat pemulihannya terutama AS.

Bursa Eropa mayoritas menguat. Indeks Euro Stoxx (+0.87%), FTSE (+0.76%), DAX (+1.34%) dan CAC 40 (+0.45%) naik diiringi dengan penguatan mayoritas indeks saham di Wallstreet. DJIA (+0.66%), S&P500 (+0.74%) dan NASDAQ (+0.88%) kembali menguat ke rekor tertinggi setelah data pekerja yang sangat lemah di bawah ekspektasi meredakan kekhawatiran pertumbuhan inflasi yang lebih cepat.

Saham-saham produsen energi, real estat, dan industri memimpin penguatan hingga berbaliknya saham-saham sektor teknologi yang sebelumnya alami tekanan.

Data ketenagakerjaan di AS dibawah ekspektasi hingga dapat memberikan dorongan agenda ekonomi $6 Triliun presiden Joe Biden dan alasan The Fed mempertahankan sikap akomodatifnya terhadap kebijakan moneter.

Selanjutnya, investor akan terfokus pada data tingkat inflasi di Tiongkok dan berhati-hati akan penutupan market dalam negeri akibat libur Lebaran.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper