Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada sesi I perdagangan Jumat (7/5/2021) seiring dengan aksi jual investor asing.
Pada akhir sesi I, IHSG koreksi 0,41 persen atau 24,31 poin menjadi 5.945,93. IHSG sempat menyentuh level tertinggi pada 5.994,59 pada beberapa menit setelah pembukaan, tetapi kemudian terpantau berbalik turun.
Tercatat, sebanyak 184 saham menguat, 256 saham melemah, dan 173 saham stagnan. Total transaksi mencapai Rp4,56 triliun, dengan aksi jual bersih investor asing sejumlah Rp113,55 miliar.
Saham BBRI mencatatkan net sell Rp42,3 miliar. Saham BBRI pun turun 0,49 persen menjadi Rp4.090. Selanjutnya, saham MNCN mencatatkan net sell Rp23 miliar, dan sahamnya koreksi 1,6 persen menuju Rp925.
Di sisi lain, saham ANTM, TBIG, BBCA menjadi buruan investor asing dengan net buy masing-masing Rp35,5 miliar, Rp35 miliar, dan Rp30,8 miliar. Saham ANTM naik 0,38 persen ke Rp2.630, saham TBIG koreksi 0,39 persen ke Rp2.560, dan saham BBCA turun 0,31 persen ke Rp32.025.
Sebelumnya, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus dalam laporannya menyebutkan, salah satu sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini adalah upaya pemerintah dalam menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Baca Juga
Hal ini dikaitkan dengan RUU KUP yang mengacu pada UU No. 42/2009 tentang perubahan ketiga atas UU No.8 1983 tentang PPN Barang dan Jasa PPnBM dimana besaran pungutan menjadi pertimbangan untuk diubah. UU tersebut mengatur perubahan tarif paling rendah berada pada angka 5 persen dan paling tinggi 15 persen.
Dampak kebijakan ini akan terasa pada pada kenaikan harga barang dan jasa. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa reformasi fiskal harus dilakukan untuk mendukung konsolidasi dan keberlanjutan fiskal.
Selain itu, sentimen eksternal yang akan berpengaruh terhadap pergerakan IHSG hari ini adalah tensi politik antara China dan Australia. China pada akhirnya mengumumkan kemarin untuk sementara waktu tidak akan berdiskusi atau berdialog dengan Kementrian Australia.
Hal tersebut, lanjut Nico, adalah respons terbaru sikap dari China yang investasi 5G nya ditolak di Canberra, Australia. China akan menghentikan semua diskusi atau dialog tanpa batas waktu yang ditentukan dibawah dialog Ekonomi Strategis China–Australia.