Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan Kamis (6/5/2021) menyusul data yang menunjukkan bahwa ekonomi Negeri Paman Sam melanjutkan pemulihannya.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average kembali berakhir di level tertinggi sepanjang masa 34.548,53 setelah ditutup menguat 0,93 persen atau 318,19 poin.
Sementara itu, indeks S&P 500 ditutup menguat 0,82 persen atau 34,03 poin ke level 4.201,62, sedangkan indeks Nasdaq Composite menguat 0,37 persen ke level 13.632,84.
Wall Street menguat setelah AS mencatat penurunan klaim pengangguran ke level terendah selama pandemi. Hal ini menambah bukti bahwa ekonomi tengah pulih dan memicu perdebatan lebih lanjut mengenai potensi tekanan inflasi.
Investor kini menantikan data laporan tenaga kerja yang dirilis hari ini. Para ekonom memperkirakan data nonfarm payroll meningkat sekitar 1 juta lapangan kerja pada bulan April 2021.
Saham perusahaan China yang diperdagangkan di New York melanjutkan pelemahan setelah Bloomberg melaporkan pemerintahan Biden akan mempertahankan pembatasan investasi AS kepada perusahaan Asia tertentu.
Baca Juga
Pada akhir perdagangan, saham Beyond Meat Inc. merosot karena produsen produk protein nabati ini melaporkan penjualan yang mengecewakan. Sementara itu, Peloton Interactive Inc. menguat 1,4 persen setelah merilis laporan keuangan.
Pengajuan tunjangan pengangguran negara bagian AS jatuh ke level terendah selama pandemi pada pekan lalu karena kondisi pasar tenaga kerja terus membaik dan ekonomi dibuka kembali secara lebih luas.
Data terpisah menyoroti rebound produktivitas pada kuartal I/2021 karena laju output melebihi peningkatan jam kerja.
Direktur pelaksana strategi investasi E*Trade Financial Mike Loewengart mengatakan laju menuju posisi tenaga kerja penuh terus meningkat karena klaim pengangguran mencapai level terendah selama pandemi.
“Data hari ini menjadi bukti lain bahwa kita selangkah lebih dekat menuju pemulihan ekonomi penuh. Saat kami melihat beberapa momentum terbangun di bidang tenaga kerja," ungkap Loewengart,, seperti dikutip Bloomberg.
Loewengart menambahkan seluruh perhatian investor akan tertuju pada bagaimana data ekonomi yang positif tersebut menentukan kebijakan bank sentral Amerika Serikat ke depannya.