Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Hati-Hati Jelang Puncak Musim Lapkeu, Wall Street Melemah

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,75 persen ke level 33.821,30, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,68 persen ke level 4.134,94 dan Nasdaq Composite tergelincir 0,92 persen ke 13.786,27.
Marka jalan di dekat New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City/REUTERS/Andrew Kelly
Marka jalan di dekat New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City/REUTERS/Andrew Kelly

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa (20/4/2021) di tengah lonjakan kasus virus corona di seluruh dunia yang membayangi serangkaian laporan keuangan perusahaan yang solid.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,75 persen ke level 33.821,30, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,68 persen ke level 4.134,94 dan Nasdaq Composite tergelincir 0,92 persen ke 13.786,27.

Investor menunjukkan kehati-hatian menjelang puncak musim laporan keuangan emiten. Semua mata akan tertuju pada apakah kenaikan laba yang diantisipasi akan membawa serta proyeksi peningkatan laju pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.

Saham International Business Machines Corp. naik setelah melaporkan pertumbuhan pendapatan terbesarnya dalam 11 kuartal, sementara United Airlines Holdings Inc. melemah setelah melaporkan kerugian yang lebih besar dari perkiraan.

Sementara itu, saham Netflix Inc. anjlok hingga 11 persen setelah setelah pertumbuhan pelanggan kuartal I/2021 di bawah rata-rata perkiraan analis.

Johnson & Johnson membukukan penjualan lebih kuat dari perkiraan, sementara pendapatan Travellers Cos. melampaui estimasi dan Philip Morris International Inc. menaikkan prospeknya.

Procter & Gamble Co. menaikkan harga beberapa produk konsumen karena raksasa barang-barang rumah tangga itu bergulat dengan harga komoditas yang lebih tinggi.

Saat bursa saham Wall Street diperdagangkan dengan valuasi 35 persen di atas rata-rata dekade terakhir, investor berfokus pada apa yang diperkirakan akan menjadi musim laporan keuangan terbaik dalam dua tahun terakhir.

Di sisi lain, yang menjadi kekhawatiran terbesar investor adalah apakah perusahaan siap untuk menangani tekanan inflasi yang meningkat seiring dengan momentum pemulihan ekonomi.

"Musim laporan keuangan semakin menuju puncaknya, dan ada kekhawatiran tentang bagaimana perusahaan multinasional akan memberikan proyeksi mereka mengingat fakta bahwa kami belum menarik garis di bawah Covid," kata analis pasar keuangan senior di City Index Fiona Cincotta, seperti dikutip Bloomberg..

Kepala investasi CIBC Private Wealth Management David Donabedian mengatakan  pasar saham baru saja mengambil jeda sejenak setelah reli panjang, namun masih ada alasan untuk kembali menguat.

"Pemulihan ekonomi telah berlangsung, pemulihan pendapatan telah berlangsung, semua yang kami lihat dari pendapatan kuartal pertama sejauh ini adalah kuartal yang akan melonjak," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper