Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Lelang Obligasi Pemerintah AS, Wall Street Melandai

Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,21 persen ke level 33.726,40 pada awal perdagangan. Sementara itu, indeks S&P 500 terkoreksi 0,24 persen ke 4.119,52 dan Nasdaq Composite melemah 0,68 persen ke level 13.805,72.
Marka jalan di dekat New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City/REUTERS/Andrew Kelly
Marka jalan di dekat New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City/REUTERS/Andrew Kelly

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat bergerak di zona merah pada awal perdagangan hari ini, Senin (12/4/2021) menjelang musim laporan keuangan dan dan masuknya pasokan obligasi yang membayangi pergerakan pasar saham.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,21 persen ke level 33.726,40 pada awal perdagangan. Sementara itu, indeks S&P 500 terkoreksi 0,24 persen ke 4.119,52 dan Nasdaq Composite melemah 0,68 persen ke level 13.805,72.

Imbal hasil obligasi Treasury AS tenor 10 tahun menguat 0,01 poin ke level 1,674 persen sebelum putaran lelang obligasi. Pelaku pasar akan mengawasi dengan ketat lelang ini untuk mendapatkan gambaran apakah lonjakan imbal hasil akan berlanjut.

Pemerintah AS dijadwalkan melakukan lelang Treasury dengan tenor 3, 10, dan 30 tahun pada awal pekan ini.

“Meskipun prospek untuk saham positif, skenario penguatan secara material yang menjadi cukup 'sempurna' biasanya tidak akan terjadi,” ungkap pendiri buletin “The Sevens Report” Tom Essaye, seperti dikutip Bloomberg.

Meskipun pemulihan AS berangsur membaik, beberapa bagian Eropa dan Amerika Selatan dilanda oleh meningkatnya kasus Covid-19 dan terhambatnya program vaksinasi. Rotasi ke arah saham siklis dan saham kapitalisasi kecil tampaknya juga terhenti, sehingga memicu kekhawatiran tentang kekuatan kebangkitan ekonomi AS di awal musim laporan keuangan.

"Turunnya saham berkapitalisasi kecil dan saham siklis adalah tanda peringatan dini bahwa pembukaan kembali ekonomi yang sebenarnya akan lebih sulit daripada yang dibayangkan," ujar analis Morgan Stanley Mike Wilson dalam catatan kepada klien.

Pada saat yang sama, pengeluaran pemerintah yang besar dan stimulus bank sentral dapat memicu inflasi yang berlebihan. Dalam sebuah wawancara yang disiarkan Minggu di 60 Minutes CBS News, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell berusaha memberikan jaminan bahwa lonjakan tekanan harga tidak akan bertahan lama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper