Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Boleh Turun, Rasio Laba Pakuwon Jati (PWON) Tetap Dobel Digit

Rasio laba Pakuwon Jati untuk 2020 masih tetap terjaga dobel digit sebesar 30 persen.
Gandaria City, salah satu proyek andalan PT Pakuwon Jati Tbk di Jakarta. Proyek ini merupakan proyek mixed use yang terdiri dari pusat perbelanjaan, hotel, dan apartemen./pakuwonjati.com
Gandaria City, salah satu proyek andalan PT Pakuwon Jati Tbk di Jakarta. Proyek ini merupakan proyek mixed use yang terdiri dari pusat perbelanjaan, hotel, dan apartemen./pakuwonjati.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Pakuwon Jati Tbk. mengungkapkan rasio laba perseroan masih terjaga dobel digit kendati penurunan pendapatan dan laba tak terelakkan pada masa pandemi 2020.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Pakuwon Jati Minarto Basuki menjelaskan kontraksi pendapatan yang dialami perseroan pada 2020 lebih disebabkan oleh dampak pandemi.

Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2020, emiten dengan kode saham PWON mencatat pendapatan senilai Rp3,97 triliun.

Realisasi itu turun 44,77 persen dibandingkan pencapaian pada tahun sebelumnya senilai Rp7,02 triliun.

Selanjutnya, laba bersih tercatat senilai Rp929,91 miliar pada 2020 atau turun 65,80 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp2,71 triliun.

“[Namun], rasio laba PWON untuk 2020 masih tetap terjaga dobel digit yakni 30 persen, selain itu arus kas perseroan tetap kuat dan positif,” kata Minarto dalam keterangan resmi, Senin (12/4/2021).

Dari laporan PWON, terlihat rasio laba komprehensif yang disesuaikan pada 2020 sebesar 30 persen. Posisi itu lebih rendah dibandingkan rasio pada 2019 sebesar 43 persen.

Secara terperinci, Minarto menunjukkan komposisi pendapatan perseroan pada 2020 terdiri dari pendapatan berulang (recurring income) sebesar 58 persen atau senilai Rp2,3 triliun. Realisasi ini turun 37,7 persen dibandingkan pencapaian 2019 senilai Rp3,69 miliar.

Selanjutnya, pendapatan dari bisnis pengembang (development revenue) berkontribusi sebesar 42 persen senilai Rp1,67 triliun. Adapun pada 2019, tercatat pendapatan dari segmen ini senilai Rp3,50 triliun.

“Ini konsisten dengan strategi perseroan untuk tumbuh dengan komposisi pendapatan yang berimbang antara recurring dan development revenue,” imbuh Minarto.

Lebih lanjut, Minarto menambahkan, mulai 2020 perseroan telah menerapkan pengakuan penjualan sesuai PSAK 72, yaitu pengakuan penjualan berdasarkan handover (penyerahan unit) tidak lagi berdasarkan percentage of completion. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper