Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Tergelincir, Imbas Kenaikan Yield Obligasi dan Greenback

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, anjlok 13,4 dolar AS atau 0,76 persen menjadi 1.744,80 dolar AS per ounce.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Jumat (9/4/2021).

Pelemahan harga emas tersebut disebabkan oleh lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dan rebound dalam greenback, yang kembali berada di bawah level psikologis 1.750 dolar AS, tetapi masih mengalami kenaikan mingguan sebesar satu persen.

Dilansir Antara, Sabtu (10/4/2021), kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, anjlok 13,4 dolar AS atau 0,76 persen menjadi 1.744,80 dolar AS per ounce.

Sehari sebelumnya, Kamis (8/4/2021) harga emas berjangka melonjak 16,6 dolar AS atau 0,95 persen menjadi 1.758,20 dolar AS.

Harga emas berjangka turun 1,40 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.741,60 dolar AS pada Rabu (7/4/2021), setelah terangkat 14,2 dolar AS atau 0,82 persen menjadi 1.743,00 dolar AS pada Selasa (6/4/2021), dan naik tipis 0,4 dolar AS atau 0,02 persen menjadi 1.728,80 dolar AS pada Senin (5/4/2021).

"Sementara secara keseluruhan, pasar emas bullish dalam jangka pendek, dengan ekspektasi naik menembus melewati 1.760-65 dolar AS, kehati-hatian tentang lelang baru [obligasi pemerintah] 10 dan 30 tahun dan laporan CPI [indeks harga konsumen] minggu depan mempertahankan dukungan imbal hasil, menjaga kenaikan emas terkendali, " kata Kepala Perdagangan Derivatif Logam Dasar dan Logam Mulia BMO Tai Wong.

Dia menambahkan imbal hasil mendorong sebagian besar pasar saat ini, secara langsung berdampak pada dolar AS dan saham dan ketiganya berpengaruh pada emas dengan dampak yang berbeda-beda.

Dolar dan imbal hasil obligasi acuan AS rebound dari posisi terendah dua minggu, sehingga mengurangi daya tarik emas.

Harga-harga produsen AS naik lebih besar dari yang diperkirakan pada Maret, menghasilkan kenaikan tahunan terbesar dalam 9,5 tahun, sesuai dengan ekspektasi untuk inflasi yang lebih tinggi saat ekonomi dibuka kembali.

"Jenis lingkungan yang berpotensi inflasi ini umumnya dipandang mendukung emas," kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures David Meger.

Dalam potensi merangsang daya tarik safe-haven emas, Ketua Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell pada Kamis (8/4/2021) mengisyaratkan bank sentral tidak akan mengurangi dukungan ekonominya, dan memperingatkan kenaikan dalam kasus Covid-19 dapat memperlambat pemulihan.

"Emas mundur dari puncak tahun lalu adalah koreksi kecil dalam pasar bullish yang lebih lama," kata Kepala Pasar Modal di Asia pada manajemen kekayaan Indosuez Davis Hall.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 26 sen atau 1,02 persen, menjadi ditutup pada 25,325 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 26,1 dolar AS atau 2,11 persen menjadi ditutup pada 1.209,3 dolar AS per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper