Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat menembus level 6.100 pada awal perdagangan Jumat (9/4/2021) seiring dengan masuknya investor asing.
Pada pukul 09.00 WIB, IHSG naik 0,64 persen atau 39,01 poin menjadi 6.110,74. Terpantau 190 saham menguat, 46 saham melemah, dan 188 saham stagnan.
Investor asing cenderung masuk dengan net buy Rp78,43 miliar. Saham BBCA dan BBRI menjadi yang paling banyak diburu asing dengan net buy Rp39 miliar dan Rp31,3 miliar. Saham BBCA naik 2,69 persen, sedangkan BBRI menguat 0,92 persen.
Di jajaran top gainers, saham BBHI melonjak 17,24 persen menuju Rp1.700. Selanjutnya, saham LFLO menguat 9,92 persen ke level Rp133.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan bahwa berdasarkan rasio fibonacci, level support dan resisten maksimum IHSG berada di 6.027,6 hingga 6.114,21.
Sementara itu, berdasarkan indikator, MACD masih menunjukkan sinyal negatif, dan Stochastic-RSI mulai berada di area netral.
Baca Juga
“Selain itu, terlihat pola three advancing soldiers candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi penguatan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke resistance terdekat ke depannya,” ujar Nafan dikutip dari keterangannya, Kamis (8/4/2021).
Adapun, pada perdagangan Kamis (8/4/2021) IHSG kembali parkir di zona hijau pada level 6.071,72, setelah menguat 0,58 persen dari posisi penutupan sebelumnya.
Seluruh sektor terpantau menguat kecuali sektor infrastruktur dan aneka industri yang masing-masing terkoreksi 0,39 persen dan 0,25 persen. Sementara sektor pertambangan menguat paling tinggi 1,63 persen.
Sebanyak 299 saham menghijau, 181 memerah, dan 165 lainnya menguning alias tak beranjak dari posisinya semula.
Dia menjelaskan bahwa IHSG tengah dikelilingi katalis positif antara lain, apresiasi pelaku pasar terhadap proyeksi IMF terkait dengan semakin positifnya kinerja pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini sebesar 6,0 persen.
Selain itu, Nafan menyebut pelaku pasar juga merespons positif pernyataan Biden yang optimistis terkait dengan adanya potensi pemulihan ekonomi serta komitmen Presiden AS anyar tersebut dalam menjalankan berbagai program stimulus.
“Market juga optimis terkait dengan adanya pemulihan ekonomi global,” papar dia.