Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah analis merekomendasikan saham berkapitalisasi besar atau big caps dari sektor perbankan, telekomunikasi, dan otomotif untuk dicermati selama kondisi pasar saham masih bervolatilitas tinggi.
Head of Research Henan Putihrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menjelaskan saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan saham PT Astra International Tbk. (ASII) masih layak dicermati investor saat ini.
Untuk BBCA, Robby menjelaskan prospek kenaikan harga saham akan ditopang oleh kualitas aset yang lebih baik dibandingkan bank besar lainnya. Hal itu tercermin dari profitabilitas yang lebih tinggi dan risiko kredit macet yang rendah.
Sedangkan BBRI dinilai akan mendapat berkah dari penurunan bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan rencana pembentukan holding ultra mikro bersama Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM). Adapun kedua sentimen itu akan menjadi katalis positif bagi pertumbuhan Bank BRI di masa depan.
“[Sedangkan] ASII ditopang relaksasi PPnBM bagi mobil 1500 CC dan 2500 CC dapat menjadi pemikat bagi konsumen yg diperkirakan dapat menumbuhkan penjualan mobil produk Astra yang merupakan penguasa pangsa pasar sekarang ini,” jelas Robby kepada Bisnis, Rabu (7/4/2021).
Adapun, Robby memberikan rekomendasi beli untuk BBCA dengan target harga Rp34.000, BBRI Rp4.850, dan ASII Rp6.200.
Baca Juga
Senada, Kepala Riset Ciptadana Sekuritas Arief Budiman merekomendasikan saham-saham dari emiten berkualitas karena volatilitas tinggi di pasar diperkirakan bertahan untuk beberapa waktu ke depan.
“Kenaikan yield obligasi Treasury AS dan tren kenaikan indeks dolar AS meresahkan investor global dan domestik. Hal ini mendorong volatilitas pasar saham pada kuartal I/2021 ketika IHSG turun 4,1 persen secara bulanan pada Maret,” jelas Arief dalam riset terbaru yang dipublikasikan lewat Bloomberg.
Adapun, volatilitas pasar saham secara global biasanya mendorong investor asing keluar dari pasar saham negara berkembang atau emerging market dalam aksi jual bersih. Ketika net sell terjadi, saham big caps menjadi yang paling tertekan.
Namun, lanjut Arief, indeks dolar AS diperkirakan menyentuh puncak pada April seiring dengan digelontorkannya stimulus untuk sektor infrastruktur oleh Presiden AS Joe Biden.
Seterusnya, pelemahan indeks dolar AS akan menjadi sentimen positif untuk harga komoditas dan pasar saham negara berkembang termasuk Indonesia.
Ciptadana Sekuritas memilih saham BBCA sebagai top picks untuk bulan ini dengan target harga Rp35.100. Adapun, BBCA terkena tekanan jual sepanjang Maret sehingga harga turun 7,3 persen secara bulanan.
Selain BBCA, Ciptadana Sekuritas juga merekomendasikan saham BMRI, TLKM, dan ASII.
Kepala Riset NH Korindo Sekuritas juga merekomendasikan sahm BBCA dan BBRI untuk dicermati. Selain kedua saham perbankan tersebut, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) juga dinilai menarik untuk dikoleksi seiring dengan rencana perseroan memboyong anak usaha untuk penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
"Rencana IPO Mitratel [anak usaha TLKM] diharapkan bisa meningkatkan shareholder value ke depan," kata Anggaraksa kepada Bisnis, Rabu (7/4/2021).
Adapun, bisnis TLKM juga disebut menjanjikan ditopang oleh kebutuhan data internet dan broadband yang masih bertumbuh serta persaingan tarif antar operator yang diproyeksikan lebih sehat.