Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Awali Perdagangan di Zona Hijau

Rupiah di pasar spot menguat 0,12 persen atau 17,5 poin menjadi Rp14.497,5 per dolar AS pada pukul 09.24 WIB.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah dibuka melemah pagi ini bersama sejumlah mata uang lainnya di kawasan Asia Pasifik.

Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (6/4/2021), rupiah di pasar spot menguat 0,12 persen atau 17,5 poin menjadi Rp14.497,5 per dolar AS pada pukul 09.24 WIB.

Tak hanya rupiah, ringgit Malaysia juga menguat 0,16 persen dan won Korea Selatan menguat 0,27 persen

Pada saat bersamaan, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama dunia naik tipis 0,02 persen menjadi 92.618.

Sebelumnya, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pada perdagangan Selasa (6/4/2021) nilai tukar rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi tetapi berpotensi ditutup melemah.

“[Rupiah diprediksi bergerak] di Rp14.500 hingga Rp14.550 per dolar AS,” ujar Ibrahim dikutip dari keterangannya, Selasa (6/4/2021).

Dia menjelaskan bahwa sentimen penggerak rupiah adalah optimisme pemerintah terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional.

Membaiknya perekonomian turut didukung oleh perbaikan kondisi pandemi di Indonesia terus menurun dan percepatan vaksinasi nasional. Hal tersebut juga dibarengi oleh akselerasi kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang terus dijalankan oleh Pemerintah.

Bank Indonesia juga terus melakukan intervensi di pasar valas, obligasi dan SUN di perdagangan DNDF terhadap mata uang garuda.

Sementara itu, dari luar negeri, pergerakan nilai tukar dolar AS yang cenderung stabil pada hari ini disebabkan oleh sikap investor yang menyerap sentimen laporan ketenagakerjaan AS pada minggu lalu.

Berdasarkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan AS, ekonomi AS menciptakan lebih banyak pekerjaan dari yang diharapkan pada bulan Maret. Namun, ada sedikit reaksi dalam mata uang karena sebagian besar pasar saham dan obligasi ditutup untuk liburan Paskah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper