Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian BUMN meresmikan pendirian Indonesia Battery Corporation atau holding BUMN untuk industri baterai kendaraan listrik.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa pembentukan holding ini merupakan salah satu perjalanan panjang transformasi kemajuan Indonesia ke depan.
Indonesia Battery Corporation (IBC) ini akan terdiri atas 4 BUMN, yaitu MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Pertamina, dan PT PLN dengan komposisi saham setara atau masing-masing 25 persen.
“Ini menjadi bukti kalau kita mau dan kompak ini bisa terbukti, apalagi kita memiliki anugerah dengan memiliki kekayaan nikel senilai 24 persen di dunia dan tentunya dengan baterai kendaraan listrik ini membuat Indonesia semakin bersahabat dengan ekonomi hijau,” ujar Erick saat peresmian Indonesia Battery Corporation, Jumat (26/3/2021).
Total investasi dari IBC adalah senilai US$17 miliar atau setara Rp245,58 triliun dengan asumsi berdasarkan kurs Jisdor Jumat (26/3/2021) Rp14.446 per dolar AS yang akan dilakukan secara bertahap.
Adapun, tahap pertama dalam 1-2 tahun pertama setelah terbentuk, holding akan menginvestasikan di sektor hulu seperti tambang, lalu investasi di smelter, setelah itu melanjutkan investasi di industri turunan lainnya.
Selain itu, Erick menjelaskan bahwa IBC akan membentuk sinergitas dengan beberapa perusahaan pemain global di bidang industrinya.
Untuk saat ini, perusahaan yang telah bermitra dengan IBC adalah China's Contemporary Amperex Technology (CATL) dengan total investasi US$5 miliar dan LG Chem dengan total investasi US$13-US$17 miliar. Ke depan, IBC akan terbuka untuk calon mitra strategis lainnya.
“Tapi [pembentukan] ini belum selesai, baru kertas doang. Kami harapkan implementasi nantinya pada 2022-2023 tentu hasil dari produksinya sendiri. Insya Allah niat baik kita bisa menjadi legacy untuk Indonesia,” papar Erick.