Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hary Tanoesoedibjo Target Pendapatan MNC Group dari Digital Konten Imbangi Iklan TV

Analis memperkirakan pendapatan dari iklan diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan adanya pemulihan permintaan sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan daya beli masyarakat.
Halaman muka website PT Media Nusantara Citra Tbk. Performa Pangsa Pemirsa empat stasiun televisi yang dikelola MNCN moncer dengan torehan 46,5 persen di upper middle./MNCN
Halaman muka website PT Media Nusantara Citra Tbk. Performa Pangsa Pemirsa empat stasiun televisi yang dikelola MNCN moncer dengan torehan 46,5 persen di upper middle./MNCN

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten media PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) menargetkan pendapatan dari konten dan digital dapat menyamai pendapatan dari televisi pada 4 tahun mendatang.

CEO sekaligus Pemilik MNC Grup Hary Tanoesoedibjo mengungkapkan rating stasiun televisi RCTI saja sudah menjadi yang tertinggi diantara kompetitor yang ada. Dengan demikian, sebagai pemimpin pasar, dia pun berstrategi agar stasiun televisi di dalam grupnya dapat turut bertumbuh.

"RCTI saja sudah luar biasa, 30 persen share-nya sendiri di TV, jadi RCTI saja dibandingkan dengan 5 kompetitor terbesar sudah baik, karena Ikatan Cinta, Amanah Wali 4, dan berbagai program spesial lainnya sudah sangat baik," katanya dalam MNC Group Investor Forum 2021 yang dikutip Bisnis, Kamis (11/3/2021).

Banyaknya peminat pengiklan di RCTI tersebut, dimanfaatkannya dengan skema bundling, setiap pengiklan yang menginginkan spot di RCTI harus memesan spot secara paket bersama dengan iklan di stasiun TV milik grupnya pula seperti GTV, Inews TV, ataupun MNC TV. Dengan begitu, pendapatan secara grup menjadi lebih tinggi.

Di sisi lain, bos grup MNC ini juga tidak ingin hanya mengandalkan pendapatan dari stasiun televisi saja. Hary menargetkan kontribusi pendapatan grup MNCN dalam 4 tahun dapat menjadi 50 persen dari televisi dan 50 persen dari digital dan konten.

"Dalam 3 hingga maksimal 4 tahun mendatang, kami akan menyesuaikan 50 persen pendapatan datang dari aktivitas digital dan konten. Pasalnya, pendapatan kami terdiri atas tiga hal, yang paling besar dari televisi, kemudian konten, dan digital," paparnya.

Dengan menjadikan pendapatan perseroan 50 persen dari televisi dan 50 persen dari digital dan konten, perseroan akan menjadi lebih sehat. Pendapatan dari TV tidak menjadi yang utama dan menjadi lebih seimbang.

Dia mengungkapkan peningkatan pendapatan dari sisi digital didorong dari peningkatan pengguna dari superapps RCTI+. Pemanfaatan sosial media dan berbagai kerja sama digital lainnya.

Hary mencontohkan dahulu spot iklan di RCTI+ harus dijual secara paket bersama dengan iklan di stasiun TV RCTI. Saat ini, perseroan sudah dapat menjual spot iklan di dalam aplikasi tersebut secara mandiri dengan jumlah yang cukup besar.

"Sekarang RCTI+ dapat menjual spot iklannya sendiri dalam jumlah besar. Beberapa waktu lalu, kami menghasilkan pendapatan besar beberapa miliar rupiah untuk durasi 1 jam," katanya.

Jika dirinci pendapatan dari digital berasal dari RCTI+ sebesar 40 persen, media sosial 35 persen, dan berkisar 20 persen dari kerja sama dan jasa lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper