Bisnis.com, JAKARTA - Kabar dari sejumlah sektor ekonomi yang menjadi sorotan harian Bisnis Indonesia edisi hari ini, Rabu (10/3/2021), Bank BUKU 1 dan 2 tengah mempertajam strategi penguatan modal.
Kemudian emiten transportasi makin getol memacu lini bisnis sektor logistik yang kian menjanjikan di tengah pandemi Covid-19. Sementara itu, reksa dana pasar uang mengalami penurunan nilai aktiva bersih month to month pada Februari 2021 ini.
Berikut beberapa rincian isu-isu terkini seputar perekonomian di Indonesia:
1. Aksi Besar Bank Kecil
Bank swasta dalam kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 1 dan BUKU 2 tengah mempertajam strategi penguatan modal dengan melakukan sejumlah langkah aksi korporasi. Hal ini guna memenuhi Peraturan OJK No 12/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum. Pada peraturan disebutkan modal inti minimal bank ditetapkan Rp2 triliun untuk tahun ini. Berdasarkan data, setidaknya 20 bank swasta hingga kini belum memenuhi kriteria tersebut.
2. Emiten Tertarik Magnet Logistik
Baca Juga
Sektor logistik yang kian menjanjikan di tengah pandemi, membuat sejumlah emiten transportasi makin getol memacu lini bisnis ini agar kinerja pendapatan lebih moncer pada 2021. PT Satria Antaran Prima Tbk. (SAPX) misalnya mengakui kinerjanya tetap dapat bertahan dan tumbuh sepanjang Covid-19.
3. Pasar Uang Kurang Memikat
Bunga deposito perbankan yang rendah mendorong investor mulai meninggalkan instrumen reksa dana pasar uang dan beralih ke jenis reksa dana lain yang lebih prospektif, seperti reksa dana saham dan pendapatan tetap. Data OJK menunjukkan nilai aktiva bersih (NAB) industri reksa dana per akhir Februari 2021 sebesar Rp571,74 triliun, turun sekitar 0,80 persen month to month.
4. Saatnya Tuntaskan Evaluasi Rezim Final
Rencana pemerintah menyasar wajib pajak strategis atau masyarakat yang tergolong high wealth individual (HWI) perlu diimbangi dengan evaluasi atas kebijakan pajak penghasilan final. Musababnya, rezim final cenderung dinikmati oleh masyarakat kelas atas. Selama ini, pemerintah mengobral tarif pajak penghasilan (PPh) final ke sejumlah sektor. Diantaranya bunga atas deposito, sektor konstruksi dan real estat, dan yang terbaru PPh Final atas dividen.
5. Kongsi AS-Uni Eropa Kian Harmonis
Tarif perdagangan antara Amerika Serikat dan Uni Eropa bakal makin kondusif setelah keduanya mencapai kesepakatan perniagaan pasca keluarnya Ingrris dari benua biru. Relaksasi memungkinkan kedua pihak untuk mengekspor produk dengan tarif bea masuk yang lebih rendah untuk kuota tertentu.