Bisnis.com, JAKARTA— Berselang setahun sejak pertama kali kasus Covid-19 diidentifikasi di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kondisi pasar modal mulai pulih seiring kepercayaan masyarakat yang mulai kembali.
Setahun belakangan sejak pandemi melanda Tanah Air, pasar modal menjadi salah satu yang paling terdampak. Bahkan, indeks komposit sempat amblas menyentuh titik terendahnya di level 3.937,63 pada 24 Maret 2020.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan pandemi memang mengubah semua aspek, termasuk pasar keuangan. Pun, pasar modal menjadi salah satu yang paling pertama merasakan dampaknya.
“Di awal pandemi masuk pasar saham turun signifikan, paling parah sempat sampai Rp3.900an,” katanya dalam sesi webinar, Selasa (2/3/2021)
Dia mengatakan otoritas tak tinggal diam melihat gejolak di pasar modal. OJK bersama otoritas bursa lainnya menerapkan sejumlah regulasi untuk menahan laju penurunan indeks dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal.
Beberapa upaya tersebut di antaranya kebijakan auto reject bawah (ARB) asimetris yang mana mencegah penurunan saham lebih dari 7 persen dan trading halt ketika IHSG turun 5 persen.
Baca Juga
Otoritas juga memperbolehkan emiten membeli kembali sahamnya (buyback) tanpa melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk mendongkrak kinerja sahamnya dan memperbolehkan RUPS melalui sistem elektronik.
Menurut Wimboh, semua hal tersebut terbukti manjur memberikan rasa percaya diri kepada para investor bahwa pasar modal masih bertahan dan mencegah para investor untuk keluar lebih banyak dari pasar modal.
“Kita make sure untuk bisa memberikan confident ke investor untuk tidak menjual sahamnya. Kita bangun kepercayaan itu dan sekarang akhirnya IHSG sudah pulih, bahkan sekarang sudah di 6.300an lagi,” kata Wimboh lebih lanjut.
Secara keseluruhan, sepanjang periode 2 Maret 2020 hingga 2 Maret 2021 IHSG menguat 20,69 persen dengan pergerakan rata-rata pada level 5.276,25. Adapun per penutupan perdagangan 2 Maret 2021, IHSG parkir di level 6359,20.
Lebih lanjut, Wimboh menilai bertambahnya jumlah investor ritel secara pesat sejak pandemi juga menjadi sinyal positif pemulihan pasar modal.