Bisnis.com, JAKARTA - Emiten jaringan dealer Toyota, PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk. (CARS) optimistis kebijakan menggratiskan pajak pertambahan nilai barang mewah (PPnBM) dapat mendongkrak penjualan mobil baru.
Investor Relations Bintraco Dharma Yosef mengatakan cukup optimistis kondisi 2021 akan lebih baik daripada penjualan pada 2020 yang tertekan pandemi Covid-19 apalagi kebijakan mengurangi beban pembeli mobil diberlakukan.
"Perseroan memandang secara positif kebijakan pemerintah terkait relaksasi PPnBM untuk mobil baru yang tentunya dapat mendorong daya beli masyarakat yang pada akhirnya berpengaruh positif bagi industri otomotif," ujarnya kepada Bisnis, Senin (15/2/2021).
Namun, emiten bersandi CARS ini masih menunggu aturan teknis pelaksanaannya yang diharapkan tidak terlalu lama, sehingga tidak membuat pembeli melakukan penundaan pembelian.
Perseroan terangnya belum dapat memperkirakan besaran dampak dari kebijakan ini terhadap penjualan. Namun, secara tahunan penjualan diperkirakan masih belum pulih ke kondisi normal seperti awal 2020 atau pra Covid-19.
"Setidaknya hingga kuartal I/2021 belum pulih penjualannya, mengingat pandemi Covid-19 baru mulai terdeteksi pada Maret 2020, tetapi tentunya efek kebijakan menghilangkan PPnBM ini akan semakin terasa pada kuartal II/2021," ujarnya.
Baca Juga
Di sisi lain, CARS belum dapat menyampaikan besaran target penjualan. Dia menyebut jika mengacu pada target yang dicanangkan Gaikindo, kinerja penjualan perseroan diperkirakan dapat tumbuh 40 persen daripada realisasi 2020.
Adapun, realisasi penjualan mobil perseroan mencapai sekitar 12.300 unit sepanjang 2020 lebih rendah 50,2 persen dari pencapaian pada 2019 di angka 24.700 unit.
Dengan demikian, jika mengacu realisasi penjualan mobil sepanjang 2020 tersebut, diperkirakan CARS dapat menjual mobil hingga 17.220 unit. Jumlahnya bertumbuh dari 2020 tetapi masih di bawah pencapaian sebelum Covid-19 terjadi.
"Pada prinsipnya perseroan percaya kondisi 2021 akan jauh lebih baik dari 2020. Perseroan juga melihat salah satu game changer yang penting di 2021 adalah seberapa cepat pemerintah dapat melakukan vaksinasi kepada masyarakat luas di tengah lonjakan kasus positif harian yang semakin tinggi belakangan ini," ujarnya.
Yosef menegaskan manajemen CARS tetap waspada tetapi menyambut positif prospek pada 2021 ini. Namun, baginya semua akan kembali ke hal-hal fundamental yang dapat meningkatkan confidence spending masyarakat seperti pelaksanaan vaksinasi hingga pemulihan pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, sektor otomotif termasuk yang berdampak langsung dengan adanya pandemi Covid-19 pada 2020. Dengan demikian, setiap kebijakan pemerintah yang dapat meningkatkan daya beli masyarakat tentu menjadi hal positif dan membantu memperbaiki kinerja industri otomotif secara nasional.
“Perseroan meyakini kebijakan relaksasi pajak ini jika diterapkan dapat menstimulus daya beli yang akhirnya meningkatkan permintaan dimana harga beli kendaraan baru menjadi lebih terjangkau bagi pelanggan,” jelasnya.
Dia menilai kebijakan itu dapat menjaga tren positif penjualan mobil yang mulai meningkat sejak PSBB dilonggarkan pada Juni 2020. Emiten berkode saham CARS itu optimistis apabila relaksasi pajak mobil baru segera diterapkan akan menjaga momentum perbaikan permintaan.