Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham Emiten Konsumer UNVR, MYOR, ICBP, di Tengah Pelemahan Ekonomi

Emiten barang konsumer masih mendapatkan kendala dari pelemahan daya beli masyarakat akibat pandemi tahun lalu. Belum lagi, pemerintah kabarnya bakal mengenakan pajak gula untuk minuman ringan berpemanis.
Indomie/Ilustrasi-indofood.com
Indomie/Ilustrasi-indofood.com

Bisnis.com, JAKARTA - Prospek pemulihan ekonomi yang ramai diperbincangkan sejak awal tahun ini belum mampu menjadi sentimen positif bagi harga saham sektor barang konsumen. 

Analis menilai emiten barang konsumer masih mendapatkan kendala dari pelemahan daya beli masyarakat akibat pandemi tahun lalu. Belum lagi, pemerintah kabarnya bakal mengenakan pajak gula untuk minuman ringan berpemanis.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 5 Februari 2021, saham sektor barang konsumer menempati posisi kedua terbawah dengan pelemahan sebesar 3,68 persen sejak awal tahun (year-to-date).

Kinerja itu hanya lebih baik dari saham sektor properti, real estat, dan konstruksi bangunan yang anjlok 4,57 persen ytd.

Sementara dari pengelompokan terbaru yaitu indeks saham sektoral IDX-IC, kedua saham sektor konsumer kompak di zona merah.

Indeks IDX Sector Consumer Non-Cyclicals terkoreksi 3,73 persen ytd sementara indeks IDX Sector Consumer Cyclicals turun 1,08 persen.

Berdasarkan data Bloomberg, koreksi harga saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) sebesar 7,66 persen sejak awal tahun menjadi pemberat langkah indeks.

Sedangkan penguatan harga saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menjadi penahan koreksi dengan penguatan sebesar 7,43 persen ytd.

Saham PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU) yang baru tercatat pada 5 Februari 2021 memimpin penguatan harga sebesar 46,67 persen. 

Di sisi lain, saham PT Era Mandiri Cemerlang Tbk. (IKAN) mengalami koreksi harga paling dalam yaitu sebesar 42,86 persen ytd.

Analis Maybank Kim Eng Willy Goutama dan Isnaputra Iskandar mengatakan saham sektor konsumer masih dapat dikoleksi secara selektif, khususnya emiten yang memiliki brand ternama dan kemampuan menyesuaikan harga untuk menangkal pengenaan cukai minuman bergula.

“Menurut kami, dampak usulan pajak itu akan beragam untuk setiap perusahaan. MYOR tampaknya akan terpukul keras karena 49 persen penjualannya merupakan produk minuman bergula. Kemudian diikuti UNVR [7 persen], KLBF [5 persen[, dan ICBP [3 persen],” tulis Willy dan Isnaputra dalam riset terbaru, dikutip Minggu (7/2/2021).

Kendati demikian, dalam jangka panjang sektor konsumer dinilai masih prospektif. Hal itu didukung oleh kekuatan riset dan pengembangan (R&D) tiap perusahaan yang menghasilkan produk baru untuk mengerek penjualan.

Maybank Kim Eng Sekuritas Indonesia menetapkan rekomendasi netral untuk saham-saham emiten konsumer dengan rekomendasi beli UNVR, ICBP, MYOR, dan INDF.

Dari kelompok tersebut, ICBP dipilih sebagai top picks dengan target harga Rp14.000 per saham.

Head of Indonesia Research & Strategy J.P. Morgan Sekuritas Indonesia Henry Wibowo menambahkan prospek saham sektor konsumer mendapatkan dorongan dari depan dan belakang.

Tekanan berasal dari pelemahan permintaan akibat pandemi dan penopang datang dari tren kenaikan harga komoditas.

J.P. Morgan Sekuritas Indonesia juga menyukai saham ICBP dan INDF yang saat ini valuasinya sudah menarik. Selain itu, kinerja saham Grup Salim ini diperkirakan semakin moncer setelah akuisisi Pinehill pada 2020.

“Operasional Pinehill yang sesuai harapan juga membuat target internal perseroan [INDF] terpenuhi,” kata Henry.

Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia David Arie Hartono dan Illona Freddy mengimbuhkan kenaikan harga komoditas tampaknya kini tak lagi mampu mengerek konsumsi karena Upah Minimum Regional (UMR) tidak banyak berubah di beberapa daerah.

Adapun, 30 persen dari pekerja per Agustus 2020 berada di wilayah Indonesia yang kaya minyak kelapa sawit (CPO) dan batubara. Sehingga, kenaikan harga kedua komoditas utama Indonesia itu akan meningkatkan pendapatan para pekerja di kawasan perkebunan dan pertambangan.

Selain UMR yang tidak naik signifikan, tingkat pengangguran yang meningkat di perkotaan akibat dampak pandemi Covid-19 memukul daya beli masyarakat khususnya di Pulau Jawa.

“Dalam jangka pendek, menurut kami perusahaan barang konsumer seperti ICBP, INDF, MYOR, dan UNVR akan lebih tahan banting karena orang masih membeli produk primer seperti beras, gula, dan mie,” kata David dan Illona.

Kendati daya beli masih menjadi tantangan saham sektor konsumer pada 2021, Korea Investment & Sekuritas memasang rekomendasi overweight khususnya untuk saham konsumer berbasis makanan dan minuman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper