Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kondisi Industri Jadi Salah Satu Pertimbangan Memilih Waktu IPO

Komisaris Bursa Efek Indonesia Pandu Sjahrir menjelaskan banyak faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan sebelum memutuskan menjadi perusahaan terbuka, salah satunya prospek industri usaha.
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Pemilihan waktu yang tepat untuk melangsungkan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) bisa merujuk ke momentum di industri usaha calon emiten.

Komisaris Bursa Efek Indonesia Pandu Sjahrir menjelaskan banyak faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan sebelum memutuskan menjadi perusahaan terbuka, salah satunya prospek industri usaha.

“Jika bisnis teknologi, mungkin mereka akan melakukan IPO sekarang karena momentumnya baik. Valuasi bisa naik signifikan, orang melihat ada pergerakan dari offline ke online,” ujar Pandu awal pekan ini.

Selain sektor teknologi, perusahaan dari sektor infrastruktur juga dinilai dapat menangkap peluang pada tahun ini untuk go public. Pandu menyebut pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) oleh pemerintah telah menjadi penyemangat industri infrastruktur sejak awal tahun.

Di sisi lain, sektor industri yang masih tertekan akibat dampak pandemi Covid-19 seperti properti dan real estat kemungkinan akan menunggu hingga kondisi kelangsungan usahanya kondusif terlebih dahulu.

“Selalu lihat sisi yang menang struktural dan kalah struktural [sebelum IPO],” imbuh Pandu.

Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menambahkan bahwa investor cenderung mencermati prospektus yang disampaikan oleh calon emiten sebelum memutuskan untuk menyerap saham IPO. 

Dari dalam prospektus tersebut, investor tentunya akan mendapatkan informasi mengenai prospek bisnis dan kelangsungan usaha calon emiten.

“Para investor tetap memiliki minat untuk membeli saham IPO, tentunya dengan selektif dengan mempelajari prospektus perusahaan yang akan listing,” kata Aria kepada Bisnis baru-baru ini.

Berdasarkan data BEI per 4 Februari 2021, bursa telah mengantongi 27 perusahaan dalam daftar tunggu (pipeline) IPO.

Perusahaan dari sektor konsumer siklikal terpantau mendominasi sebanyak 6 perusahaan diikuti perusahaan bahan dasar sebanyak 4 perusahaan.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setya mengatakan calon perusahaan tercatat itu seluruhnya berasal dari pihak swasta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper