Bisnis.com, JAKARTA - Adanya peristiwa kudeta pemerintahan hasil pemilu di Myanmar tidak mengganggu pembangunan pabrik PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) di negara tersebut.
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius menuturkan saat ini manajemen perseroan tengah memperhatikan perkembangan situasi di negara tersebut seiring meningkatkan gejolak politik.
"Sedangkan mengenai pabrik baru di Myanmar, pembangunan fisik pabrik sudah selesai jadi saat ini lebih kepada proses trial produksi di dalam pabrik untuk kelengkapan izin komersilnya," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (3/2/2021).
Dia memperkirakan dengan adanya peristiwa kahar atau force majeure ini tidak akan berdampak signifikan terhadap proses penyelesaian rencana operasi pabrik Mixagrip dan obat bebas yang sudah dibangun tersebut.
Di sisi lain, ketika bandara mulai ditutup aksesnya, aktivitas ekspor obat bebas yang dijual di Myanmar pun belum terganggu. Pasalnya, emiten bersandi KLBF ini belum ada rencana pengiriman barang lanjutan.
Pembangunan pabrik di Myanmar tersebut memerlukan investasi sekitar Rp200 miliar. Jumlah tersebut masuk ke dalam rencana belanja modal KLBF pada 2018 senilai Rp1,5 triliun.
Baca Juga
Dalam pembangunan pabrik, sambungnya, KLBF akan membentuk perusahaan joint venture bersama mitra lokal. Akan tetapi, dia memastikan perseroan akan menjadi pemegang saham mayoritas.
Pihaknya optimistis pembukaan pabrik baru tersebut dapat menggenjot distribusi obat bebas KLBF di Myanmar. Selain itu, peluang untuk menjamah pasar di negara tetangga juga terbuka lebar. KLBF menargetkan pabrik over the counter (OTC) atau obat-obatan bebas di Myanmar dapat beroperasi komersial pada kuartal IV/2021.
"Myanmar negara tujuan yang kontribusi bisa ditingkatkan termasuk di negara-negara Indo-China seperti Thailand, Laos, Kamboja, ini wilayah yang bisa kami tingkatkan kontribusi di internasional," terangnya.
Dia menegaskan bahwa sejumlah obat bebas produk emiten berkode saham KLBF ini sudah menjadi market leader yang di Myanmar dan negara-negara Indo-China, seperti Mixagrip dan Procold.
Presiden Direktur PT Sanghiang Perkasa Ongkie Tedjasurja mengungkapkan pabrik di Myanmar merupakan bagian dari investasi dari Indonesia dengan produk OPC dan farmasi.
"Ini merupakan pabrik farmasi pertama bagi negara Indonesia di Myanmar, kami bangun di sana, karena bisnis di sana cukup baik dan leading di merek Mixagrip dan Procold di Myanmar dan Kamboja kami leading di sana, kami bangun pabrik di sana produksi produk-produk ini," ungkapnya.
Sanghiang Perkasa merupakan anak usaha yang lebih dikenal dengan nama Kalbe Nutritionals yang menggarap lini bisnis makanan nutrisi termasuk obat-obatan bebas.
Dia mengharapkan pabrik baru ini dapat menggarap wilayah Indo-china dan diekspor ke negara lain. Adapun, pembangunan pabriknya sudah selesai dan sudah tahap final produksi.
"Sudah masuk tahap production final untuk dapat sertifikat BPOM di sana, bisa ekspor dari sana, ini pabrik kami dengan standar Eropa, bisa juga ekspor ke negara-negara Eropa. Kami harapkan sebelum akhir tahun sudah mulai komersil di Myanmar," katanya.