Bisnis.com, JAKARTA - Efek Januari memang tidak terasa di pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun, masih ada 9 saham yang mengalami kenaikan harga hingga lebih dari 100 persen dan bahkan mencapai ribuan persen.
Berdasarkan data Bloomberg per Jumat (29/1/2021), saham-saham terkait teknologi informasi dan komunikasi menempati 10 besar saham dengan kenaikan tertinggi pada periode tahun kalender.
Hingga akhir perdagangan Jumat (29/1/2021), harga saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) meroket 1.261,90 persen menjadi Rp7.150 sejak dicatatkan pada 6 Januari 2021.
Selanjutnya saham PT Kioson Komersial Indonesia Tbk. (KIOS) melesat 349,32 persen menjadi Rp665 dan saham PT Global Teleshop Tbk. (GLOB) menannjak 285,32 persen menjadi RP420 per saham.
Kenaikan harga saham tersebut pun dinilai sudah melewati batas kewajaran sehingga BEI sempat mengenakan penghentian sementara perdagangan saham seperti DCII, GLOB, KIOS, dan CANI.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana melihat potensi saham-saham di indeks sektor teknologi menarik. Akan tetapi, saham-saham tersebut memiliki kapitalisasi pasar yang cenderung mini dibandingkan sektor lainnya di BEI.
Baca Juga
“Secara potensi menarik, problem utama ada di kapitalisasi yang cenderung masih kecil,” kata Wawan.
Dari data yang dihimpun Bisnis, kapitalisasi pasar konstituen indeks sektor teknologi ini berkisar antara Rp17,46 miliar - Rp14,24 triliun.
Kapitalisasi pasar terbesar dicatatkan oleh DCII sementara kapitalisasi pasar terkecil dimiliki oleh PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (PGJ).
Hanya terdapat 9 saham yang memiliki market cap di atas Rp1 triliun, sedangkan sisanya berada di bawah Rp500 miliar.
Dari sisi likuiditas dan kapitalisasi pasar, jelas saham-saham di indeks sektor teknologi berbeda dengan saham-saham teknologi di luar negeri.
Misalnya, emiten teknologi di Amerika Serikat banyak berasal dari pemain utama di sektor tersebut yaitu kelompok FAANG (Facebok, Amazon, Netflix, dan Alphabet atau Google).
Wawan menilai saham-saham dalam indeks sektor teknologi ini tetap dapat dilirik oleh manajer investasi untuk dijadikan aset dasar produk reksa dana.
Adapun, sejumlah reksa dana syariah global milik MI mencatatkan kinerja moncer pada tahun lalu karena mengoleksi saham-saham sektor teknologi di luar negeri seperti Amerika Serikat dan China.
“Untuk reksa dana dengan dana kelolaan kecil mungkin bisa tapi kalau dana kelolaan sudah diatas Rp250 miliar saya rasa masih cukup berisiko,” imbuh Wawan.
Pada penutupan perdagangan Jumat (29/1/2021), sekaligus perdagangan terakhir bulan ini, IHSG anjlok 1,96 persen atau 117,03 poin menjadi 5.862,35. Level itu menurun 1,95 persen dibandingkan penutupan IHSG akhir 2020, yakni 5.979,07.
Berdasarkan catatan Bisnis, sepanjang 10 tahun terakhir setidaknya ada tiga Januari di mana IHSG gagal mencetak kinerja positif, yakni Januari 2011 (-7,95 persen), Januari 2017 (-0,05 persen), dan January 2020 (-5,71 persen).
Berikut 10 Saham Top Gainers Januari 2021:
Kode Saham | 30-Des | 29-Jan | Perubahan (%) |
DCII | 525 | 7150 | 1261,90% |
KIOS | 148 | 665 | 349,32% |
GLOB | 109 | 420 | 285,32% |
CANI | 112 | 394 | 251,79% |
TECH | 800 | 2380 | 197,50% |
DGNS | 270 | 770 | 185,19% |
TFAS | 180 | 446 | 147,78% |
TPMA | 350 | 795 | 127,14% |
CITY | 87 | 176 | 102,30% |
FILM | 190 | 364 | 91,58% |