Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Mulai Pulih, Rupiah Berhasil Bangkit

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berhasil menguat cukup tajam pada perdagangan di sesi terakhir Januari 2021.
Karyawan menunjukan Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (27/1/2021). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.050 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (27/1/2021). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.050 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup melemah menguat cukup tajam pada perdagangan akhir pekan. Dalam sepekan terakhir, rupiah menguat sangat tipis.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 47,5 poin atau 0,34 persen ke level Rp14.030 per dolar AS. Indeks dolar di sisi lain menguat 0,30 persen ke level 90,727. Mata uang negeri Paman Sam mencetak kinerja terbaik sejak Oktober 2020.

Di sisi lain, mata uang Asia bergerak variatif. Selain rupiah, penguatan juga terjadi di hampir seluruh mata uang Asia, mulai dari won Korea hingga rupe India. Namun, ringgit Malaysia dan baht Thailand ditutup melemah.

Secara mingguan, rupiah menguat sangat tipis. Pasalnya pada Jumat (22/1/2021), nilai tukar rupiah ditutup di level Rp14.035 sehingga menguat 0,03 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan indeks dollar tidak serta merta mata uang garuda ikut melemah. Penguatan ini ditopang oleh data internal yang cukup bagus sehingga pelaku pasar kembali mengoleksi mata uang garuda dengan kembali masuknya modal asing ke pasar finansial dalam negeri.

“Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah kemungkinan masih akan fluktuatif di rentang tetapi dibuka menguat di rentang  Rp.14.000 - Rp.14.050,” ujar Ibrahim melalui keterangan tertulis, Jumat (29/1/2021).

Ibrahim menuturkan, salah satu faktor penopang penguatan rupiah adalah sikap pelaku usaha yang mempersiapkan diri memperkuat perekonomian nasional guna menggerakkan roda perekonomian. Hal ini dilakukan dengan mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat.

Hal ini juga dtambah dengan harapan bahwa proses perbaikan ekonomi akan berlanjut sepanjang 2021. Sinyal perbaikan ini sudah terlihat bahkan sejak kuartal IV/2020 lalu saat pertumbuhan ekonomi diproyeksi pada angka -2,9 persen atau lebih baik dari capaian Kuartal Ketiga.

Sementara itu, secara keseluruhan perkiraan pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 di -2,2 persen sampai -1,7 persen. Penopang prospek positif tersebut diantaranya adalah gelontoran dana Bansos,  BLT, Kredit untuk UMKM, dan vaksinasi gratis yang akan di lakukan selama 15 bulan serta peran aktif masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper