Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali berada di zona merah dan menjadi hari ke-enam indeks dibuka melemah pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (28/1/2021).
Saat preopening, IHSG melemah 0,71 persen atau 43,3 poin menjadi 6.065.78. Dengan anggota indeks LQ45 tidak ada yang menguat, 38 saham koreksi, dan 7 saham stagnan.
Pada awal perdagangan pukul 09.00 WIB, indeks komposit tetap berada di zona merah anjlok lebih dalam 1,39 persen menjadi 6.024,22. Terpantau hanya 44 saham menguat, 234 saham koreksi, dan 114 saham stagnan.
Saham-saham yang mengalami pelemahan diantaranya saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) turun 3,92 persen ke level 2.450, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) turun 3,82 persen ke level 1.890, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) turun 2,66 persen ke level 3.290, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) turun 4,84 persen ke level 1.770, dan PT Bank BRIsyariah Tbk. (BRIS) turun 5,69 persen ke level 2.650.
Adapun saham yang masih di zona hijau PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) naik 1,18 persen ke level 34.350, PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) naik 4,52 persen ke level 370, PT Urban Jakarta Propertindo Tbk. (URBN) naik 9,9 persen ke level 555, PT Ancora Indonesia Resources Tbk. (OKAS) naik 6,06 persen ke level 105, dan PT DMS Propertindo Tbk. (KOTA) naik 4,98 persen ke level 464.
Pada perdagangan Rabu (27/1/2021), indeks ditutup di zona merah 0,50 persen di level 6109,16 melemah 31,03 poin. Bahkan, indeks sempat jebol ke bawah Rp5998,89 di awal perdagangan.
Baca Juga
Analis Teknikal Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama menuturkan indeks komposit akan menguji level resistance menuju zona hijau pada perdagangan Kamis (28/1/2021). Berdasarkan rasio fibonacci, support maupun resistance berada pada 6.064.55 hingga 6.195.15.
Berdasarkan indikator, MACD telah membentuk pola dead cross di area positif. Sementara itu, Stochastic dan RSI mulai menunjukkan sinyal negatif.
"Meskipun demikian, terlihat pola hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi penguatan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke resistance terdekat," ujarnya, Kamis (28/1/2021).
Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat menuturkan secara teknikal IHSG sempat menyentuh level psikologis 6000 dan MA50. Indikator stochastic mulai terlihat jenuh jual dengan indikator MACD yang telah memasuki area undervalue.
"Indikasi rebound IHSG cukup terbuka setelah terlihat kuat diatas psikologis 6.000. Dengan demikian, diperkirakan IHSG berpotensi menguat pada perdagangan selanjutnya dengan support resistance 6.100-6.256," ujarnya.
Adapun, pada perdagangan kemarin, sektor pertambangan (-1.84%) dan Aneka Industri (-1.55%) menjadi penekan IHSG hingga akhir sesi perdagangan, sementara saham-saham pada sektor Pertanian (+2.48%), Infrastruktur (+1.82%) dan Property (+1.51%) mampu menahan pelemahan IHSG dengan menguat.
"Pembentukan sovereign wealth fund [SWF] yang mulai memasuki tahap akhir dan penguatan harga CPO sebesar 3.64 persen ke level 3.385 ringgit per metrik ton menjadi optimisme investor," ungkapnya.