Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan masih bertengger di zona merah hingga akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (27/1/2021).
Indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau melemah 0,79 persen atau 48,37 poin ke level 6.091,80 pada akhir sesi I setelah bergerak dalam rentang 5.998,9-6.154,60.
Sebanyak 379 saham melemah, sedangkan 97 saham menguat dan 141 saham stagnan. Adapun investor asing mencatat aksi beli bersih mencapai Rp18,88 miliar hingga akhir sesi I.
Adapun sebanyak 10 dari 11 indeks sektoral IDX-IC mencatatkan pelemahan, dipimpin oleh sektor barang konsumer nonprimer yang terkoreksi 1,83 persen. Sektor kesehatan menyusul dengan pelemahan 1,72 persen.
Di sisi lain, hanya sektor infrastruktur yang tercatat menguat 1,11 persen pada hari ini.
Sementara itu, saham PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) mencatat pelemahan paling dalam dengan koreksi 7 persen, disusul PT Indofarma Tbk (INAF) yang melemah 6,99 persen.
Baca Juga
Saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) juga berada di deretan saham top losers pada sesi I dengan pelemahan 6,98 persen. Sementara itu, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melemah 6,9 persen.
Sementara itu, dalam publikasi risetnya Tim analis Samuel Sekuritas Indonesia menuliskan bursa saham Indonesia kemarin ditutup melemah -1.89% meskipun investor asing melakukan net buy sebesar Rp251,9 miliar di pasar reguler.
Pelemahan IHSG terjadi seiring dengan turunnya pasar regional. Selain itu kasus COVID-19 di Indonesia sudah tembus 1 juta kasus dengan penambahan 13,094 kasus baru kemarin, dan kasus sembuh hanya mencapai 10,868 kasus. Dengan demikian, kasus aktif terus naik mencapai 163,526 kasus.
Investor juga sedang menanti arah kebijakan Presiden AS baru, Joe Biden, terhadap perdagangan dengan China. Jika kebijakannya menyerupai kebijakan presiden sebelumnya, maka di khawatirkan perang dagang akan terus terjadi.
Selain itu, investor juga menunggu serangkaian data ekonomi yang datang di minggu ini. Salah satunya adalah hasil rapat FOMC tentang arah kebijakan Bank Sentral AS terkait suku bunga serta pandangan arah kebijakan moneter di tahun 2021 ini. Selain itu ada data PDB kuartal IV/2020, klaim pengangguran, dan data penjualan rumah baru.
"Sentimen positif datang dari IMF yang mengumumkan outlook pertumbuhan ekonomi global FY21F sebesar 5.5%, naik 0.3% dari perkiraan sebelumnya di Oktober 2020 silam, sehingga hari ini IHSG berpeluang sedikit melakukan rebound," paparnya dalam publikasi riset.