Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PGN (PGAS) Pakai Capex Rp2,8 Triliun, Fokus Bisnis Hilir

Di bisnis downstream capex digunakan untuk pengembangan pipa minyak Rokan, pengembangan pipa transmisi gas Gresik ke Semarang, pengembangan pipa distribusi, dan pengembangan pipa distribusi Kuala Tanjung.
Tim PT PGN Tbk meninjau pelabuhan Tanjung Perak dekat pembangunan Terminal LNG Teluk Lamong. Istimewa/PGN
Tim PT PGN Tbk meninjau pelabuhan Tanjung Perak dekat pembangunan Terminal LNG Teluk Lamong. Istimewa/PGN

Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk., telah menyerap belanja modal atau capital expenditure sebesar US$201 juta hingga November 2020. Jumlah tersebut setara Rp2,82 triliun dengan asumsi kurs Jisdor Rabu (20/1/2021) di posisi Rp14.065 per dolar AS.

Berdasarkan laporan bulanan di laman resmi perseroan, dikutip Rabu (20/1/2021), dari total serapan capital expenditure (capex) emiten berkode saham PGAS itu sebesar US$103 juta digunakan untuk bisnis downstream atau sekitar 53 persen dari keseluruhan serapan.

Sementara itu, sekitar US$94 juta atau setara 47 persen dari keseluruhan serapan capex digunakan untuk bisnis upstream, sedangkan sisanya US$4 juta untuk bisnis supporting.

Lebih rinci, di bisnis upstream capex telah digunakan untuk mengembangkan blok minyak dan gas yang sudah ada, termasuk proyek West Pangkah dan lapangan Sidayu.

Sementara itu, di bisnis downstream capex digunakan untuk pengembangan pipa minyak Rokan, pengembangan pipa transmisi gas Gresik ke Semarang, pengembangan pipa distribusi, dan pengembangan pipa distribusi Kuala Tanjung.

Selain itu, di bisnis supporting capex digunakan untuk pengembangan serat optik.

Adapun, serapan capex PGAS hingga November 2020 tersebut masih jauh dari target capex 2020 perseroan sebesar US$300 juta hingga US$500 juta.

Untuk diketahui, PGAS sebelumnya menargetkan capex sebesar US$500 juta hingga US$700 juta, tetapi dipangkas seiring dengan banyaknya tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.

Di sisi lain, hampir seluruh kinerja operasional PGAS sepanjang 2020 juga tidak menyentuh target 2020.

Sepanjang 2020, PGAS telah mendistribusikan 828 BBUTD, lebih rendah 5 persen dari target 2020 di kisaran 870-880 BBTUD. Perolehan itu juga lebih rendah 13 persen dibandingkan dengan volume 2019 sebesar 951 BBTUD.

Untuk transmisi, PGAS juga mencatatatkan sebesar 1.255 MMSCFD sepanjang 2020, lebih rendah 8 persen dari target tahun lalu sekitar 1.369-1.377 MMSCFD. Kinerja itu juga turun 8 persen dari kinerja 2019 sekitar 1.370 MMSCFD.

PGAS mencacatkan kinerja upstream lifting pada 2020 sekitar 19.585 BOEPD, 32 persen lebih rendah daripada target 2020 dan turun 31 persen dari kinerja 2019.

Emiten pelat merah itu juga mencatatkan penurunan 22 persen yoy untuk regasifikasi pada 2020 sebesar 94 BBTUD. Perolehan itu lebih rendah 22 persen dari target 2020.

Tidak hanya itu, kinerja LPG Processing 2020 juga lebih rendah 28 persen daripada target, yaitu hanya mencapai 128,00 TPD. Pencapaian itu turun 27 persen dibandingkan dengan kinerja 2019 sebesar 175,00 TPD.

Kendati demikian, kinerja oil transportation berhasil tembus 5 persen dari target, yaitu mencapai 10.048 BOPD sepanjang 2020. Namun, secara year on year masih terkoreksi 2 persen.

Di lantai bursa, pada penutupan perdagangan Rabu (20/1/2021) saham PGAS parkir di level Rp1.735, naik 1,76 persen. Sepanjang tahun berjalan 2021, PGAS telah naik 12,66 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper