Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korporasi Besar Babak Belur Dihajar Pandemi, Ini Alasannya!

Korporasi besar babak belur dihajar pandemi Covid-19. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penyaluran kredit terkoreksi 3,4 persen meski sektor UMKM mulai pulih. Penurunan kinerja korporasi membuat kredit secara umum merosot 2,41 persen.
Aktivitas di pabrik sepatu di Tangerang, Banten./Antara/Akbar Nugroho Gumay
Aktivitas di pabrik sepatu di Tangerang, Banten./Antara/Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - Korporasi besar babak belur dihajar pandemi Covid-19. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penyaluran kredit terkoreksi 3,4 persen meski sektor UMKM mulai pulih. Penurunan kinerja korporasi membuat kredit secara umum merosot 2,41 persen.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menuturkan seiring dengan pembatasan sosial yang mendorong perlambatan aktivitas di sektor riil, kinerja intermediasi perbankan mengalami tekanan cukup signifikan.

"Kredit terkontraksi 2,41 persen secara tahunan [yoy] yang lebih disebabkan oleh korporasi besar yang cenderung masih belum beroperasi secara penuh sebagaimana sebelum pandemi dan beberapa korporasi memiliki kebijakan untuk mengurangi baki debet pinjaman dalam rangka mengurangi beban bunga," ungkapnya dikutip Sabtu (16/1/2021).

Di sektor UMKM, terang Wimboh, berbagai kebijakan stimulus yang diberikan OJK dan pemerintah berdampak pada stabilnya pertumbuhan kredit UMKM dan mulai tumbuh positif secara bulan ke bulan pada beberapa bulan terakhir.

Kendati demikian, dampak pelunasan kredit oleh debitur besar berpengaruh pada penurunan pertumbuhan kredit di segmen korporasi dengan kontraksi 3,4 persen secara tahunan.

Wimboh menerangkan OJK juga secara aktif melakukan pemantauan terhadap penyaluran kredit dari penempatan dana pemerintah di perbankan, baik di kelompok Himbara sebesar Rp47,5 triliun, kelompok BPD sebesar Rp16,2 triliun maupun Bank Syariah sebesar Rp3 triliun, yang secara total telah digunakan untuk menyalurkan kredit sebesar Rp323,8 triliun atau memberikan leverage sebesar 4,8 kali.

"Dengan demikian, di tengah kontraksi, pertumbuhan kredit secara industri, kredit bank BUMN masih bertumbuh 0,62 persen dan BPD tumbuh 5,22 persen, serta bank syariah tumbuh 9,50 persen," ujarnya.

Dia mengatakan upaya meningkatkan penyaluran kredit ini didukung pula oleh industri perbankan dengan tren penurunan suku bunga kredit di semua jenis penggunaan kredit, terutama suku bunga kredit investasi dan suku bunga kredit modal kerja turun menjadi single digit.

"Diharapkan tren penurunan suku bunga ini terus berlanjut seiring dengan repricing suku bunga kredit perbankan," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper