Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan saham-saham pertambangan logam diproyeksi bertahan untuk waktu yang cukup lama.
Analis RHB Sekuritas Ghibran Al Imran mengatakan bahwa penguatan saham pertambangan logam akan bertahan setidaknya selama paruh pertama tahun ini.
Hal itu didukung oleh kemenangan Joe Biden sebagai presiden AS, yang membuka peluang peningkatan jumlah stimulus fiskal AS dan semakin melemahkan dolar AS.
Pelemahan dolar AS itu akan menopang penguatan harga emas dan logam lainnya lebih lanjut pada tahun ini.
Selain itu, pemulihan ekonomi diyakini juga menjadi sentimen untuk mengakselerasi kinerja saham-saham emiten pertambangan logam.
“Namun, khusus saham emiten nikel, penguatan bisa lebih lama karena perubahan lanskap dari industrinya Indonesia, sehingga situasi permintaan pasokan global berubah mengingat Indonesia merupakan produsen dan pemilik reserve terbesar di Dunia,” ujar Ghibran kepada Bisnis, Jumat (8/1/2021).
Baca Juga
Untuk diketahui, pada perdagangan pekan pertama 2021 sejumlah saham pertambangan logam bergerak cukup impresif.
Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang pekan ini, saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) telah naik 34,37 persen, diikuti oleh saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) menguat 27,45 persen, dan saham PT Timah Tbk. (TINS) naik 22,22 persen.
Selain itu, saham pertambangan batu bara PT Harum Energy Tbk. (HRUM) ikut tersulut menguat 30,87 persen, mengingat emiten itu memiliki portofolio kepemilikan saham di Nickel Mines Ltd, salah satu pemilik proyek Hengjaya Nickel dan Ranger Nickel.
Tidak kalah, saham PT Central Omega Resources Tbk. (DKFT) juga naik 14,61 persen, PT Cita Mineral Investama Tbk. (CITA) naik 12,42 persen, saham PT Kapuas Prima Coal Tbk. (ZINC) naik 9,47 persen, dan saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) naik 9,05 persen.
Adapun, penguatan saham tambang logam itu pun berhasil menopang pergerakan indeks Jakmine yang berhasil naik 10,75 persen sepanjang pekan ini ke level 2.121,44.
Pada 2020, indeks kumpulan saham pertambangan itu berhasil menjadi indeks sektoral dengan kinerja terbaik pada 2020 yaitu mengemas return positif 23,69 persen.
Kinerja indeks itu berhasil mengungguli kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terkoreksi 5,09 persen dan indeks LQ45 yang melemah 7,85 persen.
Ghibran menilai penguatan saham logam masih akan menjadi penopang indeks Jakmine pada tahun ini, meskipun saham pertambangan batu bara juga mendapatkan katalis positif dari penguatan harga batu bara.
Di antara seluruh saham logam, Ghibran menjadikan MDKA sebagai top picksnya dengan target price Rp3.000 per saham.
“Sementara itu, ANTM dan INCO juga buy tetapi TPnya under review setelah kenaikan harga nikel global di atas US$18.000 per ton,” ujar Ghibran.