Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Vaksin Covid-19 dan January Effect, Penguatan IHSG Diperkirakan Berlanjut

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (8/1/2021) IHSG parkir di level 6.257,835 menguat 1,69 persen. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 24 Januari 2021.
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan melanjutkan penguatannya pada pekan depan seiring dengan kabar kejelasan vaksin virus corona yang menopang January Effect di awal tahun.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (8/1/2021) IHSG parkir di level 6.257,835 menguat 1,69 persen. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 24 Januari 2021, atau sejak kasus Covid-19 pertama kali hadir di Indonesia. Sepanjang pekan ini, indeks telah bergerak menguat 4,66 persen.

Di antara seluruh konstituen, sebanyak 245 saham berhasil menguat, 236 saham melemah, dan 229 saham terpantau tidak bergerak daripada pergerakan sebelumnya.

Laporan dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia pada Jumat (8/1/2021) menyebutkan, kinerja IHSG masih akan berlanjut. Hal ini salah satunya ditopang oleh kabar perkembangan vaksinasi virus corona di Indonesia. Pemerintah telah mengamankan 330 juta dosis dan 334 juta dosis opsional vaksin dari Sinovac yang akan digunakan di Indonesia.

Sentimen ini juga semakin kuat setelah kabar terkait proses vaksinasi yang akan dimulai pada pekan depan. Presiden Joko Widodo yang dijadwalkan akan divaksin pada 13 Januari 2021 mendatang menjadi kabar positif untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat Indonesia dan juga pelaku pasar.

Selanjutnya, sentimen Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga mempengaruhi pergerakan IHSG pada pekan ini. Hal tersebut berimbas pada melemahnya IHSG pada perdagangan 6 Januari lalu.

“Meski demikian, investor asing tampaknya menyambut positif kebijakan pemerintah pusat karena pada hari tersebut bursa masih mencatatkan net foreign buy Rp121 miliar,” demikian kutipan laporan tersebut.

Lebih lanjut, pergerakan pasar dalam beberapa pekan ke depan juga ditambah oleh January Effect yang semakin memperkuat sentimen-sentimen positif yang ada. Tercatat, dalam periode 2013 – 2020, performa IHSG pada bulan Januari selalu berada di zona hijau, kecuali pada 2017 dan 2020.

“Kami memprediksi performa IHSG sepanjang Januari 2021 akan positif seiring dengan January Effect dan kejelasan vaksinasi virus corona di Indonesia,” demikian kutipan laporan tersebut.

Performa IHSG juga didukung oleh tren positif sektor manufaktur Indonesia yang tercermin pada Purchasing Managers’ Index (PMI). Indeks PMI Manufaktur Indonesia pada Desember 2020 tercatat sebesar 51,3, meningkat dibandingkan perolehan November 2020 sebanyak 50,6. Kenaikan ini menandakan terjadinya pemulihan permintaan seiring berkurangnya gangguan dari pandemi virus corona.

Sementara itu, Mirae merekomendasikan saham-saham sektor komoditas untuk dikoleksi. Beberapa diantaranya adalah emiten yang memiliki tambang nikel seperti ANTM dan INCO seiring dengan lonjakan harga serta kenaikan permintaan komoditas tersebut untuk pembuatan baja dan baterai untuk kendaraan listrik.

Selain itu, Mirae juga menjagokan saham LSIP untuk dicermati oleh para investor. Hal ini seiring dengan kenaikan harga minyak kelapa sawit mentah yang akan berdampak pada kinerja perusahaan. Saham-saham lain yang menjadi pilihan Mirae adalah UNTR, BBRI, BMRI, BBNI, dan JPFA.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper