Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reksa Dana Saham Diramal jadi Primadona pada Tahun Kerbau Logam

Reksa dana saham berpotensi menjadi primadona tahun ini, menggantikan reksa dana pendapatan tetap.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha


Bisnis.com, JAKARTA — Posisi reksa dana pendapatan tetap sebagai reksa dana paling moncer diperkirakan bergeser tahun ini. Sebagai gantinya, reksa dana saham akan jadi primadona.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan imbal hasil reksa dana pendapatan tahun ini akan lebih banyak mengandalkan kupon dibandingkan kenaikan harga akibat suku bunga acuan.

Pasalnya, dia menilai suku bunga acuan saat ini sudah terbilang sangat rendah dan potensi penurunannya sudah terbatas. Itu pula yang membuat potensi imbal hasil reksa dana pendapatan tetap tak akan setinggi tahun lalu.



“Kombinasi dari kupon plus kenaikan harga yang sedikit, perkiraan saya [return] reksa dana pendapatan tetap itu 5—8 persen,” ujar Rudiyanto kepada Bisnis, Selasa (5/1/2021).

Untuk kelas aset obligasi, Rudiyanto menyebut Panin AM saat ini masih memfavoritkan SUN jangka panjang di atas 10 tahun karena ruang kenaikan harganya masih cukup lebar. Namun, dia juga bersiap untuk melakukan kocok ulang jika kenaikan harganya sudha tinggi.

“Kalau nanti kenaikannya sudah cukup tinggi mungkin kami lakukan rebalancing dengan [SUN] jangka menengah—pendek atau obligasi korporasi,” imbuhnya

Menurutnya, salah satu strategi lain yang dapat diterapkan untuk mengerek kinerja reksa dana pendapatan tetap adalah dengan mengombinasikan dengan surat utang korporasi karena biasanya menawarkan kupon lebih tinggi.

Sementara itu, Rudiyanto menyebut reksa dana saham berpotensi menjadi primadona tahun ini.

Dia menuturkan, Panin AM memasang target indeks harga saham gabungan (IHSG) di sekitar 6700 pada akhir 2021, yang mana pertumbuhan kinerja indeks komposit sekitar 12 persen dari posisi akhir 2020.

“Mudah-mudahan return reksa dana saham bisa lebih besar daripada itu,” katanya.

Dirinya mengaku optimistis hal tersebut bisa terjadi, apalagi euforia investor lokal saat ini menjadi pendorong baru pergerakan indeks sehingga tak perlu terlalu bergantung pada investor asing.

Secara terpisah, Direktur Utama PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra memprediksi pada tahun ini investor akan mulai memperbesar alokasi investasi mereka di reksa dana berbasis saham.

Guntur mengatakan, pada 2020 kemarin memang reksa dana berbasis obligasi secara keseluruhan memiliki kinerja yang lebih baik, tapi beberapa jelang akhir tahun banyak investor terutama investor ritel yang mulai berinvestasi ke pasar saham atau reksa dana berbasis saham.

“Tren ini sepertinya masih akan berlanjut di first half 2021,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Selasa (5/1/2021)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper