Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lepas Suspensi BEI, Saham Indosat (ISAT) Melesat

Per pukul 09.40 WIB, saham Indosat terpantau menguat 350 poin atau 6,19 persen ke level 6.000.
Warga beraktivitas di gerai Indosat Ooredoo, Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Warga beraktivitas di gerai Indosat Ooredoo, Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk. langsung melesat setelah otoritas Bursa membuka suspensi atas perdagangan sahamnya.

Pada awal perdagangan Selasa (29/12/2020) ini, saham emiten bersandi ISAT tersebut langsung dibuka di level 5800. Pun, sebelumnya saham ISAT parkir di level 5650 pada perdagangan terakhirnya.

ISAT terus bergerak menanjak dalam menit-menit pertama perdagangan, bahkan sempat menyentuh posisi tertinggi ke level 6475. Per pukul 09.40 WIB, saham emiten berwarna kuning ini terpantau menguat 350 poin atau 6,19 persen ke level 6.000.

Beberapa waktu belakangan, ISAT memang mengalami penguatan yang sangat signifikan. Tercatat, dalam sepeka terakhir ISAT telah menguat 30,48 persen. Adapun jika ditarik lebih jauh, sebulan terakhir penguatannya mencapai 154,29 persen.

Alhasil, dengan kenaikan yang luar biasa tersebut PT Bursa Efek Indonesia sempat menghentikan sementara perdagangan saham ISAT per 28 Desember 2020 kemarin dalam rangka “cooling down”.

Akan tetapi per hari ini Pelaksana Harian Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Donni Kusuma Permana mengumumkan suspensi ISAT telah dibuka kembali dan dapat diperdagangkan mulai sesi I tanggal 29 Desember 2020.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan penguatan ISAT terdorong oleh isu merger perseroan dengan perusahaan telko lain di Tanah Air yakni PT Hutchison 3 Indonesia (Tri).

“Jika ISAT benar akan merger dengan Tri pastinya positif ke depannya. Wajar saja dengan adanya rumor merger ini harganya sudah naik signifikan,” kata Sukarno ketika dihubungi Bisnis, Senin (28/12/2020)

Senada, Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya menilai apabila aksi merger tersebut benar-benar terjadi dapat menguntungkan kedua pihak, baik ISAT dan Tri.

Dia menuturkan, salah satu yang diduga menjadi latar belakang merger ini adalah hal terkait beban penggelaran jaringan di desa-desa sebagai salah satu syarat perpanjangan spektrum frekuensi, yang mana jika kedua perusahaan bergabung akan meringankan beban tersebut.

“Tak hanya lebih efisien, merger juga dapat meningkatkan nilai tambah pada industri seluler,” tutur dia.

Seperti diketahui, emiten telekomunikasi yang saham mayoritasnya dimiliki oleh Ooredoo Asia Pte. Ltd. ini dikabarkan akan segera merger dengan Tri yang merupakan anak usaha CK Hutchison Holdings Limited.

Kedua induk perusahaan yakni CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison) telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Ooredoo Q.P.S.C. (Ooredoo) untuk menggabungkan bisnis telekomunikasi di Indonesia.

Dilansir dari laman CK Hutchison, Senin (28/12/2020), perwakilan CK Hutchison Holdings Limited Hans Leung mengatakan bahwa saat ini proses negosiasi tengah mencapai tahap pembahasan potensi transaksi untuk menggabungkan Tri dan Indosat.

Namun, meski telah menandatangani MoU, Hans menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada keputusan tetap yang mengikat diambil untuk melanjutkan transaksi ataupun tidak melanjutkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper