Bisnis.com, JAKARTA — PT BRI Danareksa Sekuritas memilih sektor barang konsumsi, komoditas, media, dan konstruksi sebagai pilihan paling menarik untuk 2021 mendatang. Apa sebabnya?
Equity Research Manager BRI Danareksa Sekuritas Andreas mengatakan prospek pasar saham tahun 2021 akan cerah dengan likuiditas yang deras di pasar keuangan dunia, belum lagi didorong oleh dukungan paket stimulus AS yang baru diteken Presiden Donald Trump.
Menurutnya, likuiditas yang deras akan meningkatkan potensi investor untuk masuk ke negara berkembang, termasuk Indonesia. Di sisi lain, proses vaksinasi juga mulai berjalan di berbagai negara dan diharapkan pandemi akan semakin terkendali.
“Setelah Covid selesai, setelah vaksinasi, ini akan meningkatkan sentimen pasar dan ekonomi secara real dan berdampak le laporan keuangan emiten yang lebih baik. Yang rugi jadi naik, yang tak terpengaruh jadi jauh lebih baik,” tutur Andreas Kenny dalam diskusi yang ditayangkan secara daring, Selasa (29/12/2020).
Untuk itu, Andreas memilih beberapa sektor dengan emiten unggulan masing-masing yang dapat menjadi pilihan investasi pada 2021 mendatang.
Sektor pertama yang jadi pilihan BRI Danareksa Sekuritas adalah sektor barang konsumsi. Andreas menjelaskan, selama 2020 ini sektor barang konsumsi cenderung tahan banting dan tak terpengaruh pandemi. Adapun, tahun depan diprediksi lebih agresif ke arah positif.
Baca Juga
“Jadi tahun ini bertahannya, tahun depan tinggal growth-nya,” kata dia.
Secara sektoral, Andreas memperkirakan pendapatan akumulasi sektor barang konsumsi masih akan tumbuh dua digit yakni sekitar 11,2 persen, didorong oleh kucuran bantuan pemerintah yang masih akan berlanjut tahun depan dan pemulihan daya beli masyarakat.
Adapun top pick BRI Danareksa Sekuritas untuk sektor ini adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) karena telah terbukti tahan banting di tahun ini.
Lebih lanjut, dia mengatakan pertumbuhan sektor barang konsumsi akan memantik pertumbuhan sektor media karena belanja iklan sektor tersebut akan lebih deras tahun depan setelah banyak melakukan penghematan di tahun ini.
Andreas mengatakan pertumbuhan media televisi akan mencapai sekitar 7,5 persen dan siaran digital tumbuh 313 persen, sehingga laba bersih sektor akan tumbuh sekitar 26,8 persen. Pun, MNCN jadi pilihan utama dengan proyeksi pertumbuhan 38,9 persen.
Sektor lainnya yang akan bersinar tahun depan adalah komoditas, khususnya perkebunan sawit (CPO) dan metal. Menurut Andreas, emiten CPO akan menikmati double impact yakni kenaikan harga yang diprediksi akan terus berlanjut setidaknya hingga kuartal I/2021 serta pemulihan produksi yang ditopang oleh cuaca yang membaik di tahun depan.
“Jadi valuasi moderat. Top pick kami AALI terutama yang mencari liquidity,” tutur dia.
Emiten metal juga diproyeksikan bakal ikut bergairah seiring dengan arahan pemerintah terkait penghiliran nikel. Andreas menyebut pertumbuhan rata-rata sektor ini bisa mencapai 43,3 persen. Adapun top pick sektor ini adalah INCO.
Terakhir, sektor konstruksi juga turut menjadi pilihan BRI Danareksa Sekuritas. Andreas menyebut tahun depan sektor ini akan kembali merekah setelah banyak tertekan di tahun 2020 akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan berkurangnya order book atau nilai kontrak dihadapi.
Dia mengatakan tahun depan order book akan kembali dua digit seiring dengan pembangunan yang kembali berjalan dan ekonomi membaik. Pun, semua emiten konstruksi diprediksi akan membukukan laba bersih.
“Adanya SWF [Sovereign wealth fund] juga akan membantu, bisa mengundang investor luar negeri, proyek-proyek kedepannya akan lebih bagus. Top pick ADHI karena order book tahun ini masih bagus dan tahun depan akan lebih bagus,” pungkas dia.