Bisnis.com, JAKARTA - Emiten sawit PT Sampoerna Agro Tbk. menyatakan bakal tetap melakukan ekspansi kendari prospek perekonomian tahun depan dilanda ketidakpastian. Di sisi lain, kenaikan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) menjadi pemacu perusahaan untuk melanjutkan ekspansi.
Head of Investor Relations PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) Michael Kesuma mengatakan perseroan akan melakukan ekspansi penanaman baru (new planting) maupun penanaman ulang (replanting) tahun depan.
“Replanting untuk tahun depan bisa mencapai sekitar 4.000-6.000 hektare, sedangkan new planting 1.000 - 2000 hektare. Jadi total gabungan penanaman baru dan penanaman ulang antara 5.000- 8.000 hektare,” ujar Michael kepada Bisnis, Senin (28/12/2020).
Emiten berkode saham SGRO itu menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp400 miliar hingga Rp600 miliar yang sebagian besar digunakan untuk program penanaman,
Pada tahun depan, SGRO juga mengaku akan lebih fokus untuk memulihkan operasional produksi sehingga dapat memaksimalkan momentum akselerasi kinerja di tengah tren penguatan harga CPO.
Untuk diketahui, pada perdagangan Senin (28/12/2020) hingga pukul 14.18 WIB harga CPO berjangka kontrak Maret 2021 di bursa Malaysia berada di posisi 3.527 ringgit per ton, terkoreksi 42 poin. Kendati demikian, sepanjang tahun berjalan 2020 harga telah menguat hingga 38,14 persen.
Baca Juga
SGRO menargetkan pertumbuhan produksi 2021 bisa mencapai sekitar 10-20 persen daripada realisasi tahun ini. Jika pertumbuhan produksi tahun ini sangat baik dan tren penguatan harga terus berlanjut, maka perseroan membuka peluang untuk membangun pabrik kelapa sawit baru pada 2022.
Saat ini, SGRO memiliki 3 PKS di Kalimantan dan 5 pabrik kelapa sawit di Sumatera dengan total kapasitas terpasang mencapai 515 ton per jam. Adapun, hingga kuartal III/2020 rerata utilitas pabrik mencapai 80-90 persen.