Bisnis.com, JAKARTA - Calon emiten perkebunan kelapa sawit PT FAP Agri Tbk. bakal melangsungkan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan target dana yang dihimpun hingga Rp1 triliun.
PT BCA Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam gelaran IPO FAP Agri optimistis investor akan menyerap dengan baik saham calon emiten itu kendati harga penawaran saham cukup premium.
Untuk diketahui, dalam keterbukaan informasi di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), calon emiten itu akan melepas sebanyak-banyaknya 544.411.800 atau 544,41 juta saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham.
Sementara itu, harga pelaksanaan saham perusahaan perkebunan sawit itu mencapai Rp1.840 per saham sehingga FAP Agri berpotensi meraih dana IPO Rp1 triliun.
Lebih rinci, masa penawaran umum saham FAP Agri pada 21-23 Desember 2020. Tanggal penjatahan 29 Desember 2020, distribusi saham elektronik dan pengembalian uang pemesanan pada 30 Desember 2020. Tanggal pencatatan di BEI pada 4 Januari 2021.
BCA Sekuritas menilai FAP Agri adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang cukup besar dan memiliki prospek yang sangat baik.
Baca Juga
“Prospek penyerapan IPO cukup baik berdasarkan minat yang telah kami dapat dalam masa penawaran awal,” ujar Presiden Direktur BCA Sekuritas Mardy Sutanto kepada Bisnis, Jumat (18/12/2020).
Mardy mengaku telah melakukan diskusi dengan beberapa calon investor melalui virtual meeting. Kendati demikian, dia tidak menjelaskan secara detail jumlah penawaran yang masuk terhadap rencana aksi IPO FAP Agri.
Adapun, Mardy menjelaskan bahwa penetapan harga saham FAP Agri yang cukup mahal itu selain karena kepemilikan lahan pengembangan yang cukup luas, juga berdasarkan proyeksi pendapatan bersih perseroan pada 2022.
Kegiatan usaha FAP Agri diproyeksikan mencapai profitabilitas yang stabil setelah investasi untuk pengembangan lahan baru selama beberapa tahun terakhir. Untuk diketahui, FAP Agri memiliki total penguasaan lahan untuk dikembangkan saat ini lebih dari 110.000 hektare (ha).
Operasional FAP Agri membentang di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Riau, yang mencakup kedalam 10 entitas anak perusahaan, 5 pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas total lebih dari 200 ton per Jam, dan 1 pabrik pengolahan kernel (Kernell Crushing Plant).
Di sisi lain, Mardy memproyeksi sektor perkebunan kelapa sawit semakin moncer pada tahun depan seiring dengan harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) telah menunjukkan tren positif selama beberapa bulan terakhir.
Pada perdagangan Jumat (18/12/2020), harga CPO berjangka untuk kontrak Maret 2021 di bursa Malaysia parkir di level 3.444 ringgit per ton, naik 1,95 persen. Sepanjang tahun berjalan 2020, harga telah menguat 23,66 persen.
“BCA Sekuritas berpendapat bahwa industri kelapa sawit merupakan salah satu industri di mana Indonesia memiliki keunggulan dari sisi iklim, ketersediaan lahan dan keahlian serta tenaga kerja dalam mengelola perkebunan kelapa sawit secara modern dan profesional,” papar Mardy.