Bisnis.com, JAKARTA – PT Bakrie & Brothers Tbk tidak akan menggelontorkan banyak dana belanja modal untuk tahun 2021.
Direktur Bakrie & Brothers Roy Hendrajanto M Sakti mengatakan, perusahaan tidak akan melakukan banyak ekspansi karena tahun ekonomi baru memasuki fase pemulihan.
Sesuai dengan rencana tersebut, BNBR telah menganggarkan capital expenditure (capex) di kisaran Rp200 miliar hingga Rp300 miliar. Dana tersebut terutama akan ditempatkan pada sektor-sektor seperti infrastruktur dan manufaktur.
“Untuk manufaktur, sebagian dananya digunakan untuk pemeliharaan. Sementara, dana belanja di sektor infrastruktur digunakan untuk proyek-proyek yang akan datang,” katanya dalam paparan publik perusahaan secara daring pada Kamis (17/12/2020).
Selanjutnya, Roy mengatakan pihaknya optimistis dapat memperbaiki kinerja di sisa tahun 2020. Hal tersebut salah satunya didasari oleh mulai pulihnya perekonomian nasional yang turut berimbas pada perusahaan.
"Kami melihat pada kuartal III/2020 ada turnaround dari perusahaan," kata Roy.
Baca Juga
Ia mengatakan, perbaikan kinerja tersebut berasal dari kenaikan penerimaan baik dari sektor migas maupun non migas pada lini usaha BNBR. Lebih lanjut, pihaknya juga melihat kembali masuknya pesanan suku cadang dari sektor otomotif.
Lebih lanjut, Roy menuturkan, perbaikan prospek perusahaan juga akan dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah. Roy mengatakan, kerugian perusahaan dapat terpangkas lebih jauh apabila nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp14.100 hingga Rp14.200.
Hingga kuartal III/2020, perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp240 miliar. Pendapatan Perseroan juga menurun hingga 20 persen menjadi Rp1,979 triliun pada kuartal III/2020 dari periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp2,473 triliun.
Selanjutnya, EBITDA pada kuartal III tahun 2020 adalah sebesar Rp17 miliar. Nilai tersebut turun jika dibandingkan EBITDA periode yang sama di tahun 2019 yang sebesar Rp232 miliar.